Tower Illustration - Canva
Like
Nah, 3.000 menara itu merupakan hasil akuisisi dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk. (IBST). Dengan nilai transaksi Rp3,97 triliun, rencana itu ditargetkan rampung pada kuartal pertama 2021.
Diketahui, buat melakukan aksi akuisisi itu, TBIG menggunakan arus kas dan pinjaman bank sebesar US$250 juta.
Selain itu, TBIG juga dikabarkan bakal mengalokasi belanja modal (capital expenditure/capex) Rp5.95 triliun lho di tahun ini. Nah, capex tersebut juga digunakan buat belanja menara.
Kalau menurut Analis Danareksa Sekuritas Niko Margaronis, dikutip dari Harian Bisnis Indonesia, penambahan menara yang dilakukan oleh TBIG bakal mengakselerasi pertumbuhan pendapatan organiknya sebesar 6-8 persen secara tahunan di 2021 lho!
Enggak cuma itu, emiten yang terafiliasi sama Sandiaga Uno ini juga punya target buat menambah 7.400 penyewa menara lagi lho, Be-emers! Lebih rincinya, TBIG menargetkan 4.400 penyewa dari hasil akuisisi dan 3.000 lainnya dari ekspansi secara organik.
Nantinya, hampir seluruh menara baru disewakan buat PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN). Hal itu dinilai bakal memberikan dampak positif buat TBIG karena secara operasional, tingkat penyewaan bakal mencapai 1,5 kali.
Dengan begitu, setelah akuisisi, TBIG bakal punya 19.200 menara dan 36.100 penyewa dengan tingkat penyewaan hingga 1,9 kali. Makanya, di tengah persaingan ketat di sektor menara, langkah akuisisi tersebut dinilai jadi harapan baru buat TBIG.
Adapun, penyewa terbesar TBIG saat ini yakni PT Telekomunikasi Seluler alias Telkomsel, yang notabene merupakan anak usaha dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM).
Kinerja dan Pembagian Dividen Tunai TBIG
Hingga 30 September 2020, TBIG diketahui mencatatkan kinerja yang cukup baik nih, Be-emers.Berdasarkan laporan keuangannya, emiten menara yang melantai di bursa sejak 2010 ini berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,94 triliun pada 30 September 2020. Sedangkan total asetnya mencapai Rp34,27 triliun lho!
Sementara itu, laba bersih TBIG hingga 30 September 2020 yakni mencapai Rp747,47 miliar. Jumlah tersebut naik 22,14 persen dibanding periode yang sama di tahun 2019.
Pendapatan TBIG diketahui berasal dari penghasilan sewa menara telekomunikasi dan properti investasi. Meraih kinerja yang cukup baik dan berambisi buat jadi yang terdepan di sektor menara, TBIG juga dikabarkan bakal bagi-bagi dividen tunai nih, Be-emers!
Soalnya, TBIG masih punya saldo laba Rp1,54 triliun yang belum ditentukan penggunaannya per akhir 2019. Nah, dividen TBIG nanti berasal dari saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya itu.
Kalau dilihat-lihat dari tahun-tahun sebelumnya sih, emiten Grup Saratoga ini biasanya suka bagi-bagi dividen sekitar Rp600 miliar tiap tahun lho!
Tapi sabar dulu, jumlah pembagian dividen tunai TBIG baru akan dibahas lebih lanjut dan diminta persetujuannya dengan para pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar biasa (RUPSLB) pada 9 Maret 2021 mendatang.
Nah, kalau kita bandingkan dengan "rivalnya" di sektor menara, yakni PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TWOR), kira-kira sejauh mana performa TBIG?
Emiten | Total Aset 30 Sep 2020 | PER | Harga Saham 23 Feb 2021 |
TBIG | Rp34,27 Triliun | 49.33x | Rp2.170 [+0,46%] |
TWOR | Rp33,24 Triliun | 23.26x | Rp1.160 [+2,20%] |
Hmm.. siapa nih yang mau dapat cuan dari TBIG?
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.