Carbon Farming
Likes
Bumi kita sejatinya disusun atas banyak unsur karbon. Jumlah karbon di atmosfer sekitar 750 juta ton, sedangkan di dalam tanah ada 1.500 juta ton. Ini menunjukkan, hampir dua kali lipat jumlah karbon justru ada di dalam tanah.
Banyak manfaat dari karbon. Meski demikian, karbon dioksida merupakan salah satu gas yang berkontribusi dalam pemanasan global. Ketika konsentrasi karbon dioksida di atmosfer meningkat, planet ini memanas, menyebabkan perubahan iklim dan semua dampak yang terkait dengannya.
Akibat aktivitas manusia, selama ribuan tahun, baik karena penggundulan hutan, pengolahan lahan, dan penggunaan bahan bakar fosil, telah melepaskan sekitar 500 juta ton karbon dari dalam tanah ke udara.
Carbon Farming untuk Lingkungan
Pertanian karbon (carbon farming) merupakan salah satu teknik pertanian yang bertujuan untuk mempertahankan karbon di dalam tanah dan mengembalikan karbon yang terlepas ke atmosfer untuk dikembalikan ke dalam tanah.
Baca Juga: Lagi Naik Daun, Carbon Trading Jadi Peluang Bisnis Seru!
Baca Juga: Lagi Naik Daun, Carbon Trading Jadi Peluang Bisnis Seru!
Selain bertujuan untuk mengurangi kadar karbon di atmosfer yang dapat memicu pemanasan global, carbon farming juga bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan produksi hasil pertanian.
Praktik Umum Carbon Farming
1. Menanam tanaman penutup tanah
Menanam tanaman yang dapat menutup tanah dapat membantu mempertahankan kelembapan dan kadar karbon di dalam tanah.
2. Pertanian dengan tanpa atau minimal pengolahan
Demi kepraktisan dan efisiensi, pertanian saat ini banyak menggunakan mesin berat yang dapat merusak komposisi tanah dan melepaskan karbon di tanah ke udara.
Pertanian tanpa atau dengan minimal pengolahan, tidak akan mengganggu tanah, sehingga membantu menjaga karbon di dalam tanah. Pertanian model ini sudah banyak diterapkan di negara-negara maju seperti Jepang.
3. Minimalisasi menggunakan pupuk dan pestisida buatan
Pupuk dan pestisida buatan, hanya fokus untuk makhluk hidup tertentu dan akan mengganggu keseimbangan makhluk hidup di tanah. Ini akan mempercepat pelepasan karbon di dalam tanah.
4. Mengombinasikan tanaman dalam satu lahan
Mengombinasikan tanaman dalam satu lahan dapat mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia, yang ini dapat membantu menjaga kadar karbon d dalam tanah
5. Mengelola penggembalaan ternak
Menggilir ternak penggembalaan di areal pertanian dapat dilakukan setelah tanaman dipanen. Feses dan urine dari hewan ternak kaya akan mikroorganisme dan merupakan bahan penyubur tanah alami.
Baca Juga: Pernah Dengar Soal Manajer Lingkungan? Intip Kerjanya di Sini!
Penggunaan ternak ini akan mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida buatan, yang akan membantu mempertahankan dan meningkatkan kadar karbon di tanah.
6. Menggunakan kompos
Kompos merupakan bahan ajaib yang dapat menangkap karbon di udara, kemudian melepaskannya di dalam tanah.
Di dalam tanah, karbon ini akan dimanfaatkan oleh tanaman untuk tumbuh dan organisme-organisme tanah untuk menyuburkan tanah.
7. Menggunakan biochar
Biochar juga merupakan penyerap karbon terbaik. Biochar dibuat dengan cara membakar bahan organik, seperti kayu atau limbah pertanian, di lingkungan yang rendah oksigen.
Bahan yang dihasilkan merupakan bahan yang mirip arang. Bahan ini kaya akan karbon dan memiliki struktur berpori yang menyediakan banyak area permukaan bagi pertumbuhan mikroorganisme.
Saat mikroorganisme tersebut hidup dan tumbuh di biochar, mereka menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan menyimpannya di dalam sel mereka. Kelebihan lain, biochar juga sangat stabil dan tahan lama. Biochar dapat menyimpan karbon tersebut selama ratusan atau bahkan ribuan tahun.
Punya opini atau artikel untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.
Komentar
12 Jun 2024 - 07:01
Sedikit namun berdampak global