Isra Mikraj sebagai Landasan Etika Bernegara dalam Konteks Modern

Mengembangkan Spiritualitas dan Patriotisme melalui Pelajaran dari Isra Mikraj (Sumber gambar: Freepik)

Like

Peristiwa Isra Mikraj adalah salah satu momen penting dalam sejarah Islam yang memberikan hikmah luar biasa bagi umat manusia.

Selain sebagai peristiwa spiritual yang menguatkan iman Rasulullah, Isra Mikraj juga menjadi sumber inspirasi untuk kehidupan sosial, terutama dalam konteks bernegara.
 

Nilai Moral dalam Peristiwa Isra Mikraj

Dalam konteks modern saat ini, kita dapat belajar banyak dari nilai-nilai moral dan etika yang terkandung dalam Isra Mikraj, khususnya dalam upaya membangun etika bernegara yang lebih baik.

1. Keteguhan Iman dan Integritas Pemimpin

Be-emers, salah satu pesan kuat dari Isra Mikraj adalah pentingnya memiliki pemimpin yang beriman dan berintegritas tinggi.

Dalam peristiwa ini, Rasulullah SAW menunjukkan keteguhan iman yang luar biasa ketika menghadapi keraguan dan hinaan dari kaum Quraisy. Dalam konteks kepemimpinan, keteguhan iman diartikan sebagai prinsip yang kokoh dalam menjalankan tugas.

Seorang pemimpin yang berintegritas tidak akan mudah goyah oleh tekanan eksternal, godaan korupsi, atau kepentingan pribadi, sehingga mampu mengutamakan kesejahteraan rakyat.
 

2. Keadilan sebagai Pilar Utama

Salah satu hikmah penting dari Isra Mikraj yang relevan dengan etika bernegara adalah keadilan. Ketika Rasulullah SAW melakukan perjalanan ke Sidratul Muntaha, beliau menerima perintah untuk menegakkan keadilan bagi seluruh umat.


Dalam konteks negara modern, keadilan menjadi prinsip utama dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera dan damai.

Hukum yang diterapkan harus adil, tanpa memandang status sosial, agama, atau etnis. Keadilan juga berarti memberikan hak yang setara kepada setiap warga negara, baik dalam akses terhadap pendidikan, kesehatan, maupun kesejahteraan.
 

3. Kepemimpinan yang Melayani dan Mengutamakan Kepentingan Umat

Be-emers, dalam peristiwa Isra Mikraj, Rasulullah SAW memberikan teladan dalam melayani umat. Beliau tidak hanya berperan sebagai pemimpin yang mengatur, tetapi juga sebagai pemimpin yang memperhatikan kebutuhan dan kepentingan masyarakatnya.

Konsep kepemimpinan yang melayani ini sangat relevan dalam konteks bernegara. Pemimpin di era modern harus mampu mendengarkan suara rakyat dan menjadikan kesejahteraan masyarakat sebagai prioritas utama.

Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang transparan, merakyat, dan mampu menggerakkan potensi bangsa menuju kemajuan bersama.