Kelebihan dan Kekurangan Kerja Satu Kantor dengan Pasangan, Tips Supaya Tetap Profesional

Plus Minus Satu Kantor dengan Pasangan. Sumber gambar: Adobe Express

Like
Be-emers pernah nonton serial drama Cina “You are My Secret”? Lumayan bagus, dan ceritanya relate banget dengan pembahasan kita kali ini, yaitu plus minus satu kantor dengan pasangan.
 

Suami-Istri Sekarang bisa Kerja Bersama Pasangan di Satu Tempat

Hal ini diperkuat dengan adanya Undang-Undang Cipta Kerja Pasal 153 ayat (1) huruf f 

"Pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja kepada pekerja/buruh dengan alasan mempunyai pertalian darah dan/atau ikatan perkawinan dengan pekerja/buruh lainnya di dalam satu perusahaan.”
 

Kelebihan dan Kekurangan Satu Kantor dengan Pasangan

Berikut adalah kelebihan dan kekurangan satu kantor dengan pasangan yang perlu kamu ketahui:

Kelebihan satu kantor dengan pasangan:
  1. Hemat biaya transport, karena pulang dan pergi bisa satu kendaraan, baik motor ataupun mobil.
  2. Bisa saling mengawasi. Ini lebih ke arah menjaga kelanggengan pasangan itu sendiri. Jadi kalau pun ada godaan dan kesempatan, jadi hilang karena saling mengawasi.
  3. Pekerjaan tetap beres. Meski keuntungan ini bisa dianggap relatif kecil, tapi cukup membantu. Ini misalnya terjadi di sekolah sebagai guru. Istri harus cuti melahirkan, tetapi harus membuat nilai dan membagi rapor. Maka suami bisa membantunya. Beda kalau tidak ada suami, karena sedekat apapun teman, kalau tiba-tiba dimintai tolong menyelesaikan pekerjaan orang lain yang bukan tanggung jawabnya, pasti tidak akan mau.
Kekurangan satu kantor dengan pasangan:
  1. Masalah waktu. misalnya karena istri telat karena harus antar anak sekolah, dia diabsenkan oleh suaminya. Atau rapat telat bahkan tidak datang karena merasa cukup diwakilkan oleh suaminya.
  2. Kurang bekerja keras. Ini bisa terjadi karena banyak faktor. Misalnya karena ada masalah keluarga, lalu dibawa ke kantor, dan di kantor kurang semangat.
  3. Kurang tangguh menghadapi kesulitan. Karena sering mengandalkan pasangan untuk menghadapi masalah dan tantangan, baik yang muncul saat bekerja ataupun beban kerja itu sendiri.
  4. Bahaya nepotisme, misalnya karena suami dan istri sama-sama menduduki jabatan penting, maka tidak sengaja mengajak serta adik, paman, saudara, untuk bekerja di kantor tersebut. 
  5. Bahaya korupsi. Akan bisa merugikan kantor jika ada kerjasama yg kurang baik, terutama di bidang keuangan. Misalnya suaminya di bagian accounting dan istrinya di bagian pengadaan barang, maka ini akan rawan.