Zakat Fitrah, Apakah Boleh Digabung dengan Zakat Mal & Infak?

Tata Cara dan Makna Zakat Fitrah. Sumber gambar: Adobe Express

Like

Be-emers, secara umum zakat fitrah dapat diartikan sebagai kewajiban yang mengikat setiap individu umat Islam, untuk mengeluarkan harta berupa makanan pokok sebanyak satu sha.

Zakat fitrah diberikan kepada orang yang berhak menerimanya. Yang bisa dilakukan sejak awal bulan Ramadan hingga sebelum solat sunah Idul Fitri. 
 
Tidak hanya sekedar mengeluarkan harta berupa makanan pokok, zakat fitrah ini memiliki ada tata caranya dan memiliki beberapa makna yang mendalam. Apa saja? Yuk, kita cek!
 

Orang yang Diwajibkan Membayar Zakat Fitrah

Dikutip dari baznas.jogjajarta.go.id yang berjudul “Siapa yang Wajib Membayar Zakat Fitrah? Zakat fitrah itu wajib bagi setiap umat Islam dengan syarat:  
  1. Beragama Islam;
  2. Memiliki kelebihan harta yang standarnya adalah memiliki makanan lebih dari kebutuhan pokok untuk sehari dan semalam pada malam dan hari raya Idul Fitri;
  3. Masih hidup, baik bayi yang dilahirkan sebelum matahari terbenam di malam Idul Fitri atau orang-orang yang meninggal setelah matahari terbenam di malam Idul Fitri, semuanya wajib membayar zakat fitrah
Baca Juga: 5 Manfaat Zakat Fitrah di Bulan Ramadan
 
Mengutip dari ums.ac.id, sedangkan orang yang berhak menerima zakat fitrah adalah:
  1.  Fakir,
  2. Miskin,
  3. Amil,
  4. Mualaf,
  5. Riqab (budak),
  6. Gharimin,
  7. Fisabilillah, dan
  8. Ibnusabil


Berapa sih Besarnya Zakat Fitrah?

Satu sha makanan pokok, yaitu sekitar empat kali dua buah telapak tangan orang dewasa yang ditangkupkan seperti ketika sedang berdoa.

Yang pada masa Rasulullah makanan pokoknya berupa kurma atau gandum, namun, para ulama menerjemahkan ke makanan pokok yang biasa dikonsumsi oleh penduduk di lingkungan tersebut.

Termasuk di Indonesia makanan pokoknya beras, maka zakat Fitri dengan beras. 1 sha tersebut jika dikonversi ke kg,besarnya sekitar 2,5-3 kg beras.