"The most powerful person in the world is the storyteller. The storyteller sets the vision, values, and agenda of an entire generation that is to come." _Steve Jobs
Be-emers, pernahkah membaca cerita yang membuatmu terbawa suasana dan tanpa disadari kamu telah membacanya hingga akhir.
Itulah salah satu manfaat menulis menggunakan metode storytelling. Membuat pembaca terpikat dan ingin terus membaca tulisan kita.
Namun, membuat tulisan menarik banyak pembaca tidaklah mudah. Dibutuhkan kemampuan dan teknik-teknik terntentu.
Seperti halnya kemampuan chef dalam membuat sebuah hidangan. Membutuhkan racikan bumbu yang pas untuk rasa yang lezat dan penyajian indah untuk membuat hidangan yang menggugah selera.
Begitu juga dalam sebuah tulisan. Kita sebagai penulis harus membuat naskah yang menarik, enak dibaca, mudah dipahami, informatif dan akurat.
Sayang sekali bukan, jika melewatkan acara kemarin. Karena metode storytelling merupakan salah satu strategi untuk menghasilkan tulisan yang menarik.
Namun, jangan kecewa! Untuk kamu yang ketinggalan dan tidak ikut acara, berikut beberapa bocoran materi kepenulisan storytelling yang dapat kita pelajari bersama.
Apa itu Metode Storytelling?
Menulis bukan sekadar menggoreskan pena dan menyusun kata-kata semaunya. Namun, menulis merupan sebuah seni. Seni bercerita.
Menyampaikan fakta dan pesan dengan bercerita. Memaparkan, menggambarkan, mengajak, membujuk pembaca agar merasakan situasi dan emosi yang ingin disampaikan oleh penulis itulah yang dimaksud dengan metode storytelling.
Jadi, storytelling akan lebih mudah dilakukan jika kita mengalaminya sendiri.
Namun, bukan berarti kamu tidak bisa menulis menarik hanya karena tidak mengalaminya sendiri. Karena pengalaman bisa diperoleh dari cerita yang kita dengar atau lihat saja.
Pengertian Storytelling Tangkapan Layar dari Kegiatan Community Lab
Teknik Menulis dengan Metode Storytelling
Untuk menghasilkan tulisan menarik, memang tidak mudah. Dibutuhkan teknik-teknik tertentu setelah kamu mengumpulkan dan memperbanyak informasi.
Baik melalui wawancara, riset, atau membaca sebanyak-banyaknya sebagai sumber tulisan. Lebih jelasnya, berikut teknik menulis dengan metode storytelling ala Mba Rahayu:
Buatlah outline atau kerangka naskah agar benang merah cerita lebih terlihat
Dengan membuat outline akan memudahkan kita dalam menulis dan tulisan tetap berada dalam cakupan tema.
Ketika kita kehilangan ide, kita bisa lihat dan baca kembali outline yang telah dibuat untuk mengembalikan ide yang sempat hilang.
Kumpulkan fakta dan informasi sebanyaknya agar tulisan lebih kaya
Selain memperkaya gaya bahasa tulisan, apa yang ditulis juga harus benar dan sesuai fakta. Olah karena itulah seorang penulis harus melakukan riset terlebih dahulu.
Baik datang langsung ke lapangan, wawancara narasumber atau dengan memperbanyak bacaan dari berbagai sumber.
Pahami tata penulisan yang baik dan benar
Cek KBBI atau PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
Banyak kata-kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah yang sering kita gunakan. Namun, dalam tata Bahasa Indonesia, ada kata baku dan tidak baku.
Oleh karena itu kita bisa cek terlebih dahulu sebelum menulis, apakah sesuai atau tidak dengan KBBI atsu PUEBI. Kemudian, kita bisa menyesuaikan dengan genre yang kita tulis.
Sehingga kita tahu kapan harus menulis baku atau non baku.
Baca Juga: Menulis Resolusi Awal Tahun, Ini yang Perlu Kamu Perhatikan!
Atur ritme tulisan melalui tanda baca
Hati-hati dalam menaruh tanda baca. Tanda baca, mungkin terlihat kecil. Namun, tanda baca memiliki fungsi tersendiri yang jika salah penempatan dapat bermakna beda.
Contoh:
- Ibu, saya lapar.
- Ibu saya, lapar.
- Hati-hati! Jalan licin.
- Hati-hati, jalan licin.
Perhatikan contoh di atas. Meskipun kalimatnya sama tetapi maknanya berbeda. Karena perbedaan penempatan tanda baca.
Perkaya diksi
Banyak membaca, sebaiknya tidak menyekat diri dengan tema tertentu.
Setiap penulis memiliki gaya bercerita atau gaya menulis sendiri-sendiri. Dengan banyak membaca dapat memperkaya kosakata kata penulis.
Oleh karena itu, sebaiknya kita tidak terpaku pada satu jenis tulisan. Semakin banyak ragam tulisan yang dibaca semakin tambah luas wawasan kesastraan kita
Be-emers, mungkin kita berpikir bahwa penulis fiksi mempunyai kebebasan luas untuk berimajinasi. Meskipun boleh menulis berdasarkan imajinasi, tetapi dalam menulis tetap harus memperhatikan kaidah kepenulisan. Baik dari segi bahasa atau tanda baca.
Terlebih penulis non fiksi, yang lebih sering menulis berdasarkan fakta yang ada. Salah informasi atau sumber, tulisan kita bisa dianggap hoax semata.
Sebagai pelengkap berikut cerita atau tulisan yang menggunakan teknik story telling yang dibagikan kak Rahayu.
Bagaimana Be-emers? Memang rasanya satu jam setengah belum cukup untuk membahas materi ini, ya, Be-emers.
Saya pribadi, masih memiliki banyak pertanyaan yang belum terjawab menganai metode storytelling ini. Semoga Bisnis Muda mengadakan sesi lanjutan untuk teknik kepenulisan ini.
Terima kasih, sudah membaca sampai akhir dan sampai jumpa di artikel berikutnya.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.