Peringatan Sumpah Pemuda, 3 Nilai yang Bisa Dipelajari

Peringatan Sumpah Pemuda, 3 Nilai yang Bisa Dipelajari. Sumber Gambar Adobe Express

Be-emers, di setiap tanggal 28 Oktober, bagi kita Bangsa Indonesia, selalu memperingati hari Sumpah Pemuda. Yang isi Sumpah Pemuda itu selalu membuat kita bergetar ketika mengucapkannya. Yaitu:
 
  1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
  2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
  3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Lebih dari bergetar, ada banyak nilai yang dapat kita pelajari dari Sumpah Pemuda. Dan berikut diantaranya 
 

Peringatan Sumpah Pemuda, 3 Nilai yang Bisa Dipelajari

Berikut adalah 3 nilai yang bisa dipelajari dari peringatan sumpah pemuda: 
 

1. Menunjukkan Kekuatan Pemuda 

Be-emers, pemrakarsa Sumpah Pemuda, sesuai namanya,adalah para pemuda. Bukan orang-orang yang berusia setengah baya, ataupun lebih dari itu.
 
Ketika tadi penulis mengikuti upacara untuk memperingati hari Sumpah Pemuda, pemuda digambarkan sebagai sosok yang menginspirasi, punya kekuatan menggerakkan, punya kekuatan fisik, punya idealisme yang tinggi, dan berani mengambil risiko.
 
Selain itu, pemuda lewat Sumpah Pemuda juga menunjukkan bahwa para pemuda pada zaman itu, berhasil meletakkan sifat iri, dengki, egoisme, dan tamak. Sebaliknya para pemuda tersebut lebih mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa.
 
Persatuan dan kesatuan bangsa
Jika saja para pemuda tidak memperjuangkan persatuan dan kesatuan bangsa, mungkin sampai saat ini Indonesia belum bersatu. Masih mementingkan kedaerahan dan kesukuan masing-masing.  
 
Meskipun isu yang berlawanan dengan persatuan dan kesatuan, misalnya isu suku, ras, dan agama (SARA), terkadang masih muncul, namun masih bisa ditangani. Dan yang pasti, jumlah yang jauh lebih besar dari masyarakat Indonesia lebih mementingkan persatuan dan kesatuan.
 

2. Menunjukan Kekuatan Pendidikan

Di sejarah kita ketahui bahwa salah yang memicu munculnya sumpah pemuda adalah adanya politik etis.
 
Politik etis dapat dirangkum sebagai politik balas budi yang dilakukan oleh Belanda terhadap Indonesia. Balas budi ini antara lain dilakukan dengan memberikan pendidikan bagi para pemuda dan pemudi Indonesia.
 
Dari pendidikan inilah para pemuda sadar, bahwa penting adanya persatuan dan kesatuan di Indonesia yang memiliki beragam perbedaan. Penting bahwa persatuan dan kesatuan memberi kekuatan lebih daripada perjuangan yang bersifat kedaerahan.
 
Dan itulah kekuatan pendidikan. Pendidikan tidak untuk mengejar karir, mengejar kesejahteraan lebih dari itu, pendidikan bisa membuka wawasan, memberikan solusi atas semua aspek masalah kehidupan.