5 Cara Hadapi Rasa Takut dan Stres Ketika Memulai Switch Career Dari Pekerja Kantoran Menjadi Pebisnis ala Founder Satinese 

5 Cara Hadapi Rasa Takut, Stress, dan bisa Sukses, Switch Career Dari Pekerja Kantoran Menjadi Pebisnis Ala Satinese . Sumber gambar Instagram Satinese

Be-emers, Matthew Turner dalam bukunya “The Successful Mistake” menyatakan bahwa banyak orang ingin switch career dari pekerja kantoran menjadi pebisnis. 
 
Tetapi, ia, Matthew Turner, juga menceritakan bahwa itu tidak mudah. Ia menceritakan bahwa ketika ia baru saja resign dari pekerjaan mapan dan gaji tingginya, ia sangat ketakutan menghadapi segala kemungkinan kegagalan bisnisnya.
 
Meski demikian, Matthew Turner juga menyatakan bahwa stres itu wajar dan bisa dikelola untuk mencapai kesuksesan. 
 
Diantaranya Be-emers bisa mempelajarinya dari Founder Satinese. Yuk! 
 

5 Cara Hadapi Rasa Takut dan Stres Ketika Memulai Switch Career Dari Pekerja Kantoran Menjadi Pebisnis ala Founder Satinese 

Berikut adalah 5 cara menghadapi rasa takut dan stres ketika memulai switch career dari pekerja kantoran jadi pebisnis: 
 

1. Padukan Hobi, Minat, dan Kebutuhan Pelanggan 

Switch career dari pekerja kantoran menjadi pebisnis biasanya diawali dengan punya hobi dan minat tertentu.
 
Ini adalah awalan yang baik. Karena mengerjakan hobi dan minat itu sesuatu yang menyenangkan dan tidak membuat stres.

Namun, kita juga harus segera memikirkan uang. Karena kalau tidak, mengerjakan hobi dan minat itu lama-kelamaan akan menimbulkan kebosanan dan kejenuhan jika tidak segera menghasilkan uang.
 
Be-emers bisa meniru gaya founder brand fashion Satinese, kak Anggi Desthiati, yang mempertemukan minatnya dengan kebutuhan pelanggan. Minatnya adalah memiliki dan mengoleksi jenis pakaian yang rapi, elegan, dan bisa dipakai di berbagai acara.
 
Brand Satinese tahu, kalau dia minat dengan pakaian jenis tersebut, pasti orang lain pun ada yang membutuhkannya. Nah, inilah peluang untuk menghasilkan uang. Yaitu mempertemukan minat dan kebutuhan pelanggan.
 

2. Ikuti Intuisi 

Setelah memadukan hobi, minat, dan uang, langkah selanjutnya yang Be-emers lakukan adalah bisa ikuti intuisi Be-emers
 
Intuisi bisa muncul ketika kita belum sempat mempelajari ilmu-ilmu yang terkait, atau sedang dalam proses, mempelajari ilmu bisnis. Tetapi di kemudian hari setelah kita mengetahui ilmunya ternyata insting tersebut sangat bermanfaat untuk pengembangan bisnis kita. 
 
Contohnya Kak Anggi Desthiati yang rajin buka pop up star. Yang kemudian di suatu hari dia ditawari untuk ikut fashion show. Fashion show terus diikuti hingga akhirnya banyak membuka peluang bagi Satinese. 
 
Itu adalah rangkaian keuntungan yang “seolah” mengalir begitu saja tanpa membuat kita menjadi stress. “Seolah”, karena kita tidak tahu persisnya. Dan kita akan lanjutkan pembahasannya di poin ketiga.
 

3. Jangan Berhenti

Pada kenyataannya Be-emers melakukan bisnis itu tidak mengalir begitu saja.
 
Di titik tertentu, ketika kita sudah switch career dan menjadi pebisnis, kita menemui suatu jalan yang seolah berhenti, buntu, tidak tahu harus berbuat apa, dan bagaimana.
 
Ini bisa terjadi karena kehabisan modal, pekerjaan di bisnis yang terlalu banyak dan belum bisa rekrut tenaga kerja, seolah pangsa pasar yang kita prediksi ternyata tidak butuh produk kita, kita kehabisan energi atau merasa terlalu lelah (exhausted), dan sebagainya.
 
Seperti dibahas di atas, kondisi ini dialami semua orang yang mengalami switch career. Ini wajar tapi kelolalah stress tersebut.
 
Di titik ini, Matthew Turner menasehati agar Be-emers jangan berhenti. Tetapi bisa istirahat sejenak. Lakukan refreshing. Mundur sejenak untuk melihat perspektif lain. Hingga menemukan titik balik untuk melanjutkan dan mengerjakan hal-hal terbaik untuk bisnis.

Yang ini juga dilakukan oleh Steve Jobs founder Apple. Dia sempat berhenti sejenak, menginggalkan Apple, mendalami hobi menggambarnya, menemukan perspektif baru, dan kembali ke Apple.