Kebersamaan guru dan murid (Sumber gambar: Pexels)
Be-emers, setiap tanggal 25 November kita merayakan Hari Guru. Momen di mana yang selalu membuat kita kembali mengenang sosok-sosok yang dulu menemani perjalanan belajar di sekolah.
Perayaan Hari Guru terasa begitu hangat dan meriah. Ada rasa hormat, ucapan terima kasih, dan kebanggaan yang tulus untuk bapak dan ibu guru yang sudah membimbing kita tanpa pamrih.
Sampai sekarang pun, peran guru tetap menjadi bagian penting dalam membentuk karakter dan masa depan generasi muda nih, Be-emers!
Sudah sepantasnya, guru adalah pengganti orang tua ketika kita berada di sekolah. Mereka bukan hanya mengajarkan pelajaran.
Tetapi mereka juga membentuk cara kita bersikap, berpikir, dan memahami tentang dunia. Maka dari itulah, Be-emers! Harapan saya terhadap guru-guru masa kini cukup besar.
Saya ingin profesi guru mendapat penghargaan yang penuh. Baik oleh murid, orang tua, masyarakat, hingga para pihak yang berwenang dalam dunia pendidikan.
Guru tidak bisa bekerja sendiri, Be-emers! Mereka juga butuh dukungan dari lingkungan yang benar-benar memfasilitasi tugas mereka dalam mendidik.
Namun, saya percaya bahwa kualitas guru sangat menentukan kualitas murid. Guru yang berkualitas tidak hanya memahami materi saja. Tetapi juga memahami essence dari mendidik.
Mereka tahu bagaimana menyesuaikan sikap dengan lawan bicara, bagaimana mengarahkan tanpa merendahkan, dan bagaimana membimbing tanpa menyalahgunakan kewenangan tersebut.
Itu sebabnya pelatihan, pembinaan, dan pendidikan untuk guru harus terus ditingkatkan dan diluaskan untuk berbagai kalangan.
Kita butuh guru yang paham karakter murid, peka terhadap dinamika kelas, dan mampu menyampaikan ilmu secara benar dan bermartabat.
Karena, Be-emers, guru itu bukan hanya sebagai panutan. Mereka itu sebagai cermin yang diamati setiap hari.
Jika guru bersikap baik, murid menirunya. Jika guru salah menggunakan kewenangan, murid yang akan merasakan dampaknya.
Otomatis, jika hal itu terjadi, hubungan belajar akan berubah menjadi hubungan kuasa, bukan hubungan edukatif.
Di sisi lain, sebagai murid juga bahkan walaupun ketika kita sudah dewasa. Kita punya kewajiban untuk tetap menghargai guru.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.