Keteladanan & Harapan untuk Guru Indonesia

Ilmu Pengetahuan yang Hanya bisa Didapatkan dari Guru dan Harapan untuk Guru. Sumber gambar: koleksi pribadi


Be-emers, meski bahkan berulang kali terdengar informasi bahwa Artificial Intelligence (AI) pun bisa menggantikan peran guru.

Namun penulis yakin bahwa ada ilmu- ilmu pengetahuan yang tidak dapat digantikan oleh AI, tetap harus oleh guru. 
 
Okelah ilmu pengetahuan itu tersebar di berbagai media online, tak terbatas. Dari yang paling mudah hingga yang paling sulit.

Baik pengetahuan biologi, kimia, fisika, matematika, akuntansi, dan sebagainya. Tetapi tetap ada ilmu yang sampai saat ini hanya bisa diperoleh dari guru.
 
Atau meski ada orang tua yang ahli berbagai ilmu pengetahuan. Tetapi pada faktanya tidak semudah itu, orang tua mengajarkan ilmu pengetahuannya kepada anaknya. 
 
Anak kadang tidak mau, atau katanya salah, atau katanya yang benar yang dari guru, dan sebagainya.
 
Dan berikut diantaranya Be-emers, ilmu yang hanya bisa didapatkan dari guru. Dan beberapa harapan terbaik untuk guru.
 

Keteladanan yang Hanya Bisa Didapatkan dari Guru

Berikut adalah nilai-nilai keteladanan yang hanya bisa didapatkan dari guru: 
 

1. Kesabaran 

Ketika kita sekolah mungkin kita tidak menyadari betapa sabarnya bapak ibu guru kita. 
 
Ketika Sekolah Dasar (SD) ketika bapak ibu guru kita sedang mengoreksi pekerjaan kita, kita dengan santainya mengitari meja bapak ibu guru tersebut.

Kadang kala bertanya, kadang kala ribut, kadangkala bertengkar, bahkan kadang kala minta uang karena alasan tertentu. 
 
Dan ini pun terjadi pada tante penulis yang merupakan seorang guru SD dan dapat tugas untuk mendidik siswa kelas satu SD. Yang kadangkala cerita bahwa, siswanya itu setelah membeli jajan tidak mau menerima kenyataan kalau uangnya berkurang, jadi menangis.
 
Penulis yakin, ilmu sabar ini hanya ada di guru, dan tidak dapat digantikan oleh AI
 

2. Kerja Keras 

Ketika belajar di perguruan tinggi, berbagai materi yang diberikan oleh dosen-dosen penulis, maksimal hanya sekitar 30% yang paham dan digunakan sampai sekarang. Yang berarti sekitar 70% sisanya hilang entah kemana hehe.. Bukan salah dosennya ya, tapi salah penulis.
 
Meski demikian, ada satu pelajaran yang tidak pernah penulis lupakan hingga saat ini, yaitu bekerja keras.
 
Ada keteladanan bahwa dosen tersebut pada kenyataannya memang pekerja keras. Yaitu mendidik, mengerjakan proyek, melakukan penelitian, menulis buku, dan terus melanjutkan pendidikan.

Dosen tersebut juga selalu mengingatkan kami untuk selalu bekerja keras, bekerja keras, dan bekerja keras jika ingin mendapatkan sesuatu.
 
Dan ini pun mungkin tidak akan bisa diajarkan oleh AI atau media online.
 

3. Kejujuran 

Ilmu pengetahuan kejujuran adalah ilmu pengetahuan yang tidak bisa diajarkan hanya dengan cara dikatakan “Kamu harus jujur, kamu harus jujur, kamu harus jujur..”
 
Lebih dari itu harus ada contoh keteladanan dan kejujuran langsung dari guru. Dan AI atau berbagai media online tidak bisa melakukan ini.
 
Ujian dilatih jujur, memegang uang kas dilatih jujur, memegang tabungan juga dilatih jujur.
 
Pun ketika kuliah. Penulis dilatih jujur, terutama ketika penelitian, yaitu diajari agar saat membuat rencana anggaran belanja (RAB) jujur, memberikan layanan jujur (artinya hanya menyampaikan hal-hal yang sanggup dilakukan saat penelitian, tidak melebih-lebihkan pelayanan), menampilkan data penelitian harus jujur.


Bahkan ketika mencari pekerjaan dipesani agar mencari pekerjaan yang jujur, yang tidak merugikan orang lain.