Laris Manis Indomie, Dari Sabang Sampai Afrika!

Iklan Indomie di Nigeria (sumber: twitter @IndomieNigeria)

Like

Makanan instan keluaran Indofood ini memang jadi idola bagi sebagian besar orang Indonesia. Namun tak hanya di Indonesia, Indomie juga ternyata memiliki tempat spesial di hati penduduk Afrika. Bahkan, produk Indomie di sana bukan sekedar cemilan, tapi sudah seperti jadi makanan pokok. 

Nigeria menjadi salah satu negara di Afrika yang menggilai Indomie. Bahkan, dikutip dari CNN, Nigeria menempati konsumsi mi instan terbesar ke-12 di dunia.

Per tahunnya, jumlah mi instan yang dikonsumsi masyarakat Nigeria mencapai 1,76 miliar! Harga Indomie di Nigeria dibanderol 54 Naira per bungkus, atau setara Rp2000. Indomie juga menguasai setidaknya 74 persen pasar Nigeria.
     
"Di Nigeria, konsumsi per kapita secara keseluruhan 1,7 kilogram," kata Pawan Sharma, CEO Tolaram Group.  

Menurut Pawan Sharma, untuk memproduksi Indomie sesuai permintaan pasar, Tolaram Group harus mengimpor bahan baku Indomie, seperti minyak kelapa sawit dan gandum. Per tahunnya, jumlah konsumsi gandum yang dibutuhkan Tolaram Group mencapai 500 ribu ton gandum. 


Pertama kali Indomie melakukan ekspansi ke Nigeria ternyata dimulai pada tahun 1988, melalui kerja sama dengan Toleram Grup, perusahaan lokal di sana. Awalnya, skema ekspansi Indomie ke Nigeria melalui jalur ekspor. Namun di tahun 1995, perusahaan Salim Grup itu membuat pabrik pertamanya di negara Afrika Barat tersebut.

Kalau melihat dari laporan tahunan Indofood CBP sejak 2014 sampai 2019, negara Afrika yang berkontribusi terbesar untuk pendapatan perseroan berasal dari Nigeria. Lalu, Mesir dan Sudan mulai muncul sejak 2019 sebagai kontributor pendapatan ke Indofood CBP di atas Rp60 miliar per tahun.

Nah, selama pandemi atau sampai kuartal III/2020, pendapatan Indofood CBP di kawasan Afrika dan Timur Tengah melejit 52,24% menjadi Rp3,03 triliun. Dari pencapaian kuartal III/2020 itu saja, pendapatan Indofood CBP di Timur Tengah dan Afrika sudah naik 25?n 28% dibandingkan dengan setahun penuh 2019.

Tak hanya di Nigeria, baru-baru ini, juga sempat viral berita soal Indomie disebut menjadi salah satu alat transaksi seks di Ghana!

Pakar gender dan ketenagakerjaan, Bashiratu Kamal menjelaskan, Indomie jadi salah satu penyebab meroketnya angka kehamilan remaja di Ghana. Pasalnya, gadis-gadis muda di Ghana diiming-imingi untuk melakukan hubungan intim.

Nah, si pria akan menjanjikan barang sebagai imbalan, seperti pulsa, uang, hingga Indomie. Diduga, tingkat kemiskinan di Ghana menjadi faktor utama terjadinya hal tersebut. Apalagi selama pandemi Covid-19 semakin membuat kondisi ekonomi sebagian besar masyarakat anjlok.

Namun, harga Indomie di Ghana sebenarnya tidak begitu mahal. Per karton yang berisi 40 bungkus, harga Indomie sebesar 47 Cedi Ghana, atau setara Rp 113 ribu.

Bila dibagi 40, maka harga Indomie per bungkusnya sebesar Rp 2.800, tak jauh berbeda dengan harga Indomie di Indonesia sebesar Rp 2.500 per bungkus.


Sumber:
Instagram @bisnis.muda.id
edition.cnn.com