Buka Mata dan Pikiran Dalam Menangkap Peluang Usaha

Melihat berbagai peluang usaha dari sudah pandang berbeda untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda (Foto oleh Ivan Bertolazzi dari Pexels)

Like

Sebelum pandemi ini muncul, saya berprofesi sebagai pencari proyek. Proyek yang biasanya saya jalankan adalah pembuatan animasi, video atau e-learning untuk perusahaan-perusahaan.

Kegiatan ini masih saya rintis dan sudah berjalan 2 tahun. Walau hasilnya pun masih belum dinikmati dengan baik, tapi saya menikmati prosesnya karena banyak pengalaman dan relasi yang terus bertambah.

Tapi sayang, sejak bulan April proyek mulai macet karena wabah Covid-19 mulai merebak. Sebenarnya saya sudah was-was sejak Covid-19 mulai merebak di Wuhan.

Entah kenapa, saya sudah bisa menggambarkan kengeriannya apabila sudah masuk ke Indonesia. Dan benar saja, saat wabah ini masuk ke Indonesia, kegiatan perekonomian nyaris mati, proyek-proyek pemerintah dan swasta berhenti untuk sementara waktu, otomatis tidak apa prospek proyek baru, mungkin untuk beberapa bulan kedepan.

Keadaan ini sempat membuat saya stres, di samping dampak psikologis karena keharusan dirumah saja, juga karena sumber pemasukan saya yang hilang. Namun, tentu saja hidup harus berjalan karena saya kepala keluarga.

Awalnya saya mulai berjualan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker medis, masker kain, hand sanitizer, dan sejenisnya karena awalnya ada teman yang minta dicarikan masker medis untuk pegawai-pegawainya. Akhirnya saya teruskan bisnis ini dengan memasarkannya ke relasi-relasi.


Namun pada suatu momen, saya merasakan ada ganjalan di hati saya saat berbisnis ini. Dikarenakan saat awal wabah ini menyerang Indonesia, harga-harga APD khususnya masker medis dan hand sanitizer sangat melambung tinggi dan tidak masuk akal. Akhirnya, saya pun memutuskan untuk berhenti jualan produk-produk ini dikarenakan tidak tega harus menjual barang dengan harga tidak masuk akal kepada konsumen.

Saya pun mencoba beralih berjual buah-buahan, karena saat itu ada kenalan istri yang mulai merintis berjualan buah-buahan dan menerima reseller. Saya pun mulai terjun ke bisnis buah-buahan dengan memasarkannya kepada kenalan-kenalan dan orang terdekat.

Puji Tuhan, walaupun sedikit keuntungan yang dihasilkan, namun tidak ada ganjalan saat memulai bisnis ini karena buah-buahan pada umumnya dijual dengan harga yang relatif lebih stabil. Dengan memanfaatkan kendaraan yang ada dirumah, saya terjun langsung dalam mengurus pesanan dan melakukan pengiriman langsung.

Tantangannya pun sangat terasa saat pandemi sedang berlangsung, banyak jalanan yang ditutup, tersesat, dilarang masuk oleh petugas keamanan karena suhu badan tinggi, pesanan tidak sesuai dan masih banyak lagi. Namanya bisnis pasti ada saja tantangannya, yang penting bagi saya waktu itu adalah belajar memahami bisnis ini dan menikmatinya. Tidak lupa, saya selalu melengkapi diri dengan masker dan hand sanitizer saat proses pengiriman, dan tidak lupa membersihkan diri saat kembali kerumah.

Seiring berjalannya waktu, saya melihat peluang lain yaitu potensi berkembangnya digital marketing. Dengan makin waspadanya orang-orang untuk berbelanja langsung ke tempat penjual, maka makin banyak pula orang yang lebih memilih berbelanja online.

Melihat kondisi itu, saya pun tergerak untuk menekuni bisnis ini. Apalagi, saya pernah ikut pelatihan pengelolaan media sosial dan suka hal-hal yang berkaitan dengan kreatifitas.

Ada dua jasa yang saat ini saya sedang kembangkan, yaitu website khusus UMKM dan pengelolaan sosial media untuk UMKM. Semenjak saya mulai memasarkan jasa ini, sudah ada calon pengguna jasa potensial yang ingin menggunakan jasa saya.

Melihat perjalanan saya ke belakang, saya memetik pesan penting yang saya rasa penting dan sangat berguna bagi saya dan mungkin orang lain. Yang pertama, peluang usaha itu selalu terbuka asalkan kita mau terbuka dengan masukan dan perubahan.

Yang kedua, ada yang pernah mengatakan kepada saya, jangan memilih-milih dalam berbisnis. Memang ada benarnya, tapi perlu saya tekankan juga bahwa jalankanlah bisnis yang dimulai dari hati, bukan keuntungan semata, karena apabila bisnis tidak dijalankan dengan hati maka bisnis itu tidak akan berkembang.

Jangan pilih-pilih bisnis, tapi bukalah mata dan pikiran untuk melihat berbagai peluang usaha yang bertebaran diluar sana. Kita hanya tinggal memilih mana yang sesuai dengan kemampuan kita, lalu petiklah hasilnya dikemudian hari.