Mengenal Istilah “Badut” pada Strata Sosial

Badut Illustration Web Bisnis Muda - Image: Flickr

Like

Mungkin pengguna media sosial diberbagai macam platform mulai dari Instagram, Twitter hingga TikTok kini sedang ramai dengan penggunaan kata badut atau ngebadut.

Jika mendengar kata badut yang terlintas dibenak kita semua ialah seseorang yang sedang bermain peran lengkap dengan menggunakan kostum dan properti yang selalu bertujuan untuk menghibur disetiap kesempatannya.

Namun, bagaimana implementasi dari kata badut atau ngebadut dalam kehidupan sosial?

Diketahui, badut atau ngebadut ialah sebuah kiasan yang diciptakan pada strata sosial baik dimedia sosial atau kehidupan nyata yang diperuntukkan oleh seseorang ketika sedang atau selalu mengedepankan perasaan orang lain ketimbang perasaannya sendiri.

Konteks dari mengedepankan perasaan orang lain dan mengenyampingkan perasaannya sendiri ialah karena si “Badut” ingin selalu berusaha untuk membuat bahagia orang lain kapanpun tak peduli bagaimana keadaannya yang sedang dirasakan oleh si “Badut” sendiri.


Bahkan, si “Badut” melakukan ini semua tanpa ada tendensi untuk mendapatkan feedback serupa dan terbilang tanpa pamrih sama sekali.

Tak sedikit juga, si “Badut” diperlakukan kontradiksi dengan apa yang dilakukannya. Seringkali juga si “Badut” hanya dibutuhkan dan diperlukan disaat – saat tertentu saja. Akan tetapi, si “Badut” tetap saja melakukan hal yang biasa dilakukannya tanpa ada tendensi untuk balas dendam.

Istilah ngebadut ini pun seringkali dijumpai pada kehidupan sosial, baik itu tentang percintaan, pekerjaan ataupun ekosistem dalam kehidupan sehari – hari.

Nah, jika ingin ditelurusi lebih lanjut sesungguhnya alasan seringkali ditemukannya badut atau ngebadut pada kehidupan sosial ialah karena si “Badut” memiliki sifat people pleaser yang sangat tinggi.

Dihimpun dari Alodokter, people pleaser adalah sebutan bagi seseorang yang selalu berusaha untuk menyenangkan orang-orang di sekitarnya. Seorang people pleaser akan memiliki kecenderungan untuk melakukan apa pun agar orang lain tidak kecewa terhadapnya.

Sampai detik ini pun tidak diketahui pasti faktor yang bisa menyebabkan seseorang memiliki people pleaser. Kendati demikian, seringkali dijumpai orang yang mengidap people pleaser biasanya memiliki rasa ambisi ingin membahagiakan semua pihak, trauma akan masa lalu hingga broken home.