Gen Z Kecanduan Fast Fashion dan Itu Bisa Merusak Bumi!

Kecanduan fast fashion gen z

Like

Gen Z adalah generasi yang terkenal vokal dalam hal global warming dibandingkan generasi lainnya. Mereka sangat peduli dengan kerusakan alam. Tapi, mereka punya kebiasaan yang justru bisa merusak bumi yaitu tidak bisa berhenti membeli baju baru.

Mengutip dari Business Insider, baru-baru ini platform online vintage-resale ThredUp merilis sebuah laporan mengenai Gen Z. 

Mereka menemukan dari 65 persen yang mengatakan ingin belanja lebih berkelanjutan dan membeli pakaian berkualitas tinggi, sepertiga menggambarkan diri mereka kecanduan fast fashion.

Dua dari lima orang mengatakan mereka membeli pakaian yang kemungkinan hanya akan mereka pakai sekali.

Para peneliti dari Sheffield Hallam University di Inggris menemukan bahwa meskipun memiliki preferensi mereka untuk pakaian berkelanjutan, 90 persen pemuda Inggris masih memilih fast fashion. 


Hanya 16 persen dari mereka yang disurvei dapat menyebutkan satu merek mode berkelanjutan. Ini berarti mereka tidak pernah berbelanja pakaian berkelanjutan.

Baca Juga: Gen Z, Generasi yang Paling Stres di Tempat Kerja?


Kenapa ini bisa jadi kebiasaan yang Buruk?


Seiring bertambahnya usia Gen Z, mereka akakn semakin kaya dan semakin menguasai pangsa pasar industri fashion. Kebiasaan mereka yang kecanduan fast fashion ini berpotensi memengaruhi industri.

Pada tingkat kita saat ini, industri fashion mengonsumsi 26 persen dari anggaran karbon dunia kira-kira pada tahun 2050. Produksi pakaian menyumbang 20 persen dari total karbon global. Antisipasi peningkatan 50 persen emisi gas rumah kaca dari industri ini pada tahun 2030.

Fast fashion dikenal sebagai model bisnis yang paling merusak lingkungan. Mereka memprioritaskan desain cepat, manufaktur, dan pemasaran pakaian dalam jumlah besar. 

Fast fashion menggunakan bahan berkualitas rendah untuk meniru tren mode saat ini dengan gaya yang terjangkau.

Kekuatan ekonomi Gen Z tumbuh lebih cepat dari generasi lainnya, menurut Bank of America. Pada tahun 2030, karena semakin banyak generasi yang mulai bekerja, pendapatan mereka diperkirakan mencapai lebih dari seperempat pendapatan dunia. 

Pada tahun 2031, mereka akan melampaui pendapatan generasi milenial. Lembaga riset pasar Mintel menemukan bahwa generasi yang lebih muda cenderung membelanjakan lebih banyak daripada generasi yang lebih tua untuk fashion. 

Baca Juga: 33 Persen Gen Z Lebih Percaya TikTok Daripada Dokter, Kok Bisa?

Tentu saja, lebih banyak pakaian yang mereka beli terbuang sia-sia. Di Inggris, 64 persen anak usia 16 hingga 19 tahun mengatakan bahwa mereka telah membeli pakaian yang tidak pernah mereka pakai. 

Pakaian yang mereka beli biasanya merupakan fast fashion atau bukan dari merek berkelanjutan. Survei McKinsey tahun 2021 menemukan bahwa 42 persen Generasi Z Amerika mengatakan mereka bahkan tidak tahu apa yang membuat pakaian berkelanjutan.

Kemudahan belanja melalui media sosial semakin mendukung kebiasaan buruk Gen Z ini. Dengan adanya fitur belanja langsung di TikTok dan e-commerce lainnya, semakin banyak fast fashion yang dikonsumsi Gen Z.

Semakin Gen Z tumbuh, ini akan semakin berpengaruh buruk pada lingkungan jika mereka tidak dapat mengontrol kecanduan terhadap fast fashion. 

Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.