Bank Dunia: Negara Berkembang Tinggi Utang Bisa Berada dalam Krisis

Bank Dunia (Foto: Canva)

Like

Utang negara adalah utang yang dikeluarkan atau dijamin oleh pemerintah pada suatu negara. Utang negara merupakan surat utang yang dikeluarkan oleh pemerintah nasional dan berbeda dengan utang yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah.

Setiap negara pasti memiliki utang untuk membangun negaranya. Utang negara tidak berarti selalu buruk, hanya jumlahnya yang perlu dikendalikan. 

Mengutip dari The Guardian, Bank Dunia mulai menyoroti soal utang-utang negara miskin dan berkembang di dunia. 

Bank Dunia telah memperingatkan bahwa diperlukan tindakan segera untuk mencegah terjadinya krisis besar-besaran dalam pembayaran utang negara-negara termiskin di dunia.

Lembaga ini mengatakan meningkatnya biaya pembayaran pinjaman di masa lalu yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga menyedot uang dari belanja kesehatan, pendidikan, dan mengatasi krisis iklim.


Bank Dunia memberikan peringatan dalam Laporan Utang Internasional terbarunya, yang menunjukkan kenaikan paling tajam dalam biaya pinjaman global dalam empat dekade telah mendorong pembayaran utang luar negeri semua negara berkembang menjadi US$443,5 miliar pada tahun 2022.

“Tingkat utang yang sangat tinggi dan suku bunga yang tinggi telah menempatkan banyak negara di jalur menuju krisis,” kata Indermit Gill, kepala ekonom dan wakil presiden senior Grup Bank Dunia.

Setelah periode suku bunga rendah yang berkepanjangan, Federal Reserve AS dan bank sentral lainnya merespons inflasi yang lebih tinggi dengan menaikkan suku bunga.

Bank Dunia mengatakan hal ini telah meningkatkan kerentanan utang di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Dalam tiga tahun terakhir saja terdapat 18 negara yang mengalami gagal bayar (sovereign default).

Bank Dunia mengatakan utang merupakan masalah khusus bagi 75 negara berpenghasilan rendah yang berhak menerima pinjaman dan hibah berbunga rendah dari Asosiasi Pembangunan Internasional (IDA). 

Pembayaran utang untuk kelompok negara ini mencapai rekor US$88,9 miliar pada tahun 2022 setelah pembayaran bunga meningkat empat kali lipat dalam dekade terakhir. 

Laporan tersebut menemukan bahwa biaya pembayaran utang secara keseluruhan di 24 negara termiskin diperkirakan akan meningkat pada tahun 2023 dan 2024, sebesar 39 persen.

Banyak negara berpendapatan terendah menghadapi beban tambahan – akumulasi pokok, bunga, dan biaya yang mereka keluarkan untuk hak istimewa penangguhan pembayaran utang berdasarkan Inisiatif Penangguhan Layanan Utang G20, yang diumumkan pada puncak pandemi Covid-19 pada tahun 2020.

Bank Dunia mengatakan negara-negara rentan yang sudah berjuang untuk mempertahankan pembayaran mereka dapat terdesak oleh kenaikan suku bunga lebih lanjut atau penurunan tajam pendapatan ekspor.

Hal-hal tersebut yang membuat Bank Dunia terfokus pada pembayaran utang negara miskin dan berkembang karena berpotensi menjadi krisis yang lebih besar.

Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.