Digital Banking - Canva
Like
Saat ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memang lagi menyiapkan regulasi terkait pendirian bank digital nih, Be-emers. Targetnya sih, regulasi dari OJK tersebut sudah bisa dirilis sebelum semester I/2021.
Hal ini jadi sentimen yang cukup positif buat kinerja bank-bank kecil lho, Be-emers. Bahkan, pada perdagangan Rabu (3/3) lalu, saham bank-bank kecil kompak melesat sampai kena ARA (Auto Rejection Atas) lho!
Sayangnya, di perdagangan hari selanjutnya (4/3), tujuh saham bank kecil seperti BBHI, BKSW, AGRS, BMAS, BNBA, INPC, dana BACA harus kena suspensi dari BEI seiring dengan peningkatan harga kumulatif yang signifikan.
Baca Juga: Cerita Saham Sepekan: Saham Bank Kecil Makin “Liar” Meski Harus Kena Suspensi
Ketika Bank Kecil Dilirik Startup Decacorn
Di satu sisi, bank-bank kecil mendapat atensi dari para raksasa perusahaan rintisan (startup) nih, Be-emers.Yang cukup bikin heboh yakni akuisisi yang dilakukan oleh Gojek terhadap Bank Jago di penghujung tahun 2020 lalu. Grup Gojek resmi mengakuisisi 22,16 persen atau sekitar 2,4 miliar saham bank yang melantai di bursa dengan kode ARTO itu.
Masuknya Gojek dalam eksistensi bisnis perbankan ARTO ternyata cukup berdampak positif buat kinerjanya nih. Bahkan, kini Bank Jago telah masuk jajaran big caps di bursa lho!
Hingga pertengahan Februari 2021, kapitalisasi pasar ARTO sudah tembus Rp100 triliun! Puncaknya, pada perdagangan 22 Februari 2021, saham ARTO meroket hingga 16,27 persen dan kini berhasil masuk daftar 10 emiten kelas kakap di lantai bursa.
Pada 8 Maret 2021. ARTO baru saja melakukan rights issue nih, Be-emers. ARTO diketahui menerbitkan saham baru sebanyak 3 miliar lembar saham dengan harga pelaksanaan Rp2.350 dan bakal memperoleh Rp7,05 triliun dari rights issue.
Kalau menurut Direktur Utama Bank Jago Kharim Gupta Siregar, dikutip dari Bisnis, sekitar 97 persen dana perolehan dari aksi rights issue tersebut bakal digunakan untuk ekspansi usaha, yang meliputi:
- partnership lending,
- integrasi apps,
- pengembangan apps,
- kolaborasi dengan digital ecosystem, dan
- pendirian unit usaha syariah.
Sedangkan 2 persennya bakal digunakan Bank Jago untuk pengembangan TI dan 1 persen sisanya untuk pengembangan sumber daya manusia.
Nah, enggak cuma Bank Jago aja nih yang sukses dengan dukungan dari startup decacorn. Bank Bumi Arta (BNBA) juga dikabarkan lagi “dekat” sama Sea Group, yang notabene merupakan induks usaha Shopee.
Buat kamu yang belum tahu, sebelum IPO kayak sekarang, Sea Group merupakan salah satu startup decacorn di kawasan Asean lho! Hingga Februari 2020, valuasi Sea Group telah mencapai US$18 miliar!
Dari catatan Bisnis, pihak manajemen Sea Group telah “PDKT” alias pendekatan dengan pihak OJK sehubungan dengan rencana pengambilalihan BNBA.
Sementara itu, di penghujung bulan Februari 2021, Bank Capital juga dikabarkan tengah diincar sama Grab nih, Be-emers. Lebih tepatnya sih, Grab mengincar unit digital bank tersebut.
Enggak cuma Grab, tersiar kabar juga kalau Sea Group juga lagi mengincar Bank Capital lho! Dilansir dari Bisnis, menanggapi hal itu, pihak bank dengan kode saham BACA itu belum bisa mengungkapkan informasi lebih lanjut soal kabar akuisisi Grab tersebut nih.
Adapun, terkait transformasi menjadi bank digital, BACA bakal meluncurkan QRIS dan Cardless Transaction di tahun 2021 ini lho.
Lalu, gimana dengan kinerja tiga emiten perbankan tersebut jika dilihat dari dari total aset, Price Earning Ratio (PER), dan pergerakan sahamnya?
Emiten | Total Aset 30 September 2020 | PER | Harga Saham 10 Mar 2021 |
ARTO | Rp1,73 Triliun | -845.31x | Rp10.975 [+7,33%] |
BNBA | Rp8,04 Triliun | 188.90x | Rp3.320 |
BACA | Rp19,22 Triliun | 64.91x | Rp740 [+3,50%] |
Jadi, kalau berdasarkan prospek yang dilihat dari kinerjanya, kamu mau BUY atau BYE saham emiten perbankan yang mana nih?
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.