#BuyOrBye: Gudang Garam (GGRM) yang Sempat Mengepul Seiring Isu Akuisisi Perusahaan Jepang!

Isu Akuisisi GGRM Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Isu Akuisisi GGRM Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Like
Perdagangan bursa pada Jumat (2/7) lalu menjadi saksi betapa ngepulnya saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Saham GGRM meroket 6,9 persen seiring adanya isu akuisisi dari perusahaan rokok asal Jepang nih, Be-emers.

GGRM tengah diperbincangkan karena berpotensi untuk jadi subjek merger dan akuisisi oleh perusahaan asing. Dilansir Bisnis, Japan Tobacco disebut-sebut sebagai perusahaan yang berpotensi melakukan hal itu.

Pasalnya, meski hingga kini belum ada keterangan resmi dari pihak GGRM terkait hal tersebut, transaksi jumbo terhadap saham perusahaan dinilai menjadi sinyal datangnya investor baru.

Dari data Bisnis, hingga Kamis (1/7) lalu, terdapat aksi pembelian saham GGRM terbesar melalui PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia dalam sebulan terakhir. Nilai transaksi beli tersebut pun mencapai Rp955,73 miliar lho!

Seiring dengan adanya transaksi jumbo tersebut, isu akuisisi GGRM oleh Japan Tobacco pun langsung berhembus kencang nih. Kenapa Japan Tobacco?

Soalnya nih, Japan Tobacco merupakan salah satu perusahaan tembakau dengan nilai pasar tertinggi di dunia lho! Statista mencatat, valuasi dan aset Japan Tobacco bisa mencapai US$34,1 miliar!

Sementara itu, pihak CGS-CIMB menyebutkan kalau akuisisi saham mayoritas GGRM bisa mencapai US$10-15 miliar nih. Makanya, Japan Tobacco dinilai punya kapasitas yang meungkinkannya mengakuisisi GGRM.

Enggak cuma itu sih, Japan Tobacco juga punya bisnis nih di Indonesia, yakni Japan Tobacco Indonesia (JTI). Sekedar info nih, JTI juga pernah diisukan dekat dengan Gudang Garam lho!

Adapun, berdasarkan data Statista, Gudang Garam juga masuk dalam 10 perusahaan rokok dengan valuasi pasar terbesar di dunia. Menempati urutan ke delapan, valuasi Gudang Garam tercatat mencapai US$4,8 miliar.

Baca Juga: Dari BRI Hingga Gudang Garam, Ini 6 Perusahaan Indonesia Paling Kuat yang Masuk Forbes Global 2021

 

Sentimen Cukai Rokok dan Kinerja GGRM

Sebenarnya nih, naiknya harga saham GGRM juga sempat dipicu oleh sentimen cukai rokok, Be-emers. Secara tahun berjalan (Year-to-Date), berdasarkan data RTI Business, saham GGRM sudah meningkat 7,20 persen!

Memang sih, hingga 31 Maret 2021, laba GGRM 28,61 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Tercatat dari laporan keuangannya, selama kuartal pertama tahun ini GGRM meraih laba Rp1,74 triliun sedangkan pada 31 Marte 2020 labanya mencapai 2,44 triliun.

Namun, pendapatan GGRM di kuartal I/2021 meningkat 9,11 persen dibanding periode yang sama di tahun 2020 lho! Pendapatan GGRM pun tercatat sebesar Rp29,74 triliun.

Sigaret kretek mesin pun jadi produk tembakau Gudang Garam yang paling mendominasi pendapatannya di Kuartal /2021 nih, Be-emers. Dari catatan IDX Channel, pendapatan GGRM dari sigaret kretek mesin yakni mencapai Rp27,16 triliun!

Baca Juga: Terkait Tarif Cukai Rokok Dalam Negeri, Berapa yang Dibayar HM Sampoerna dan Gudang Garam?

Sayangnya, sentimen positif tersebut rupanya enggak bertahan di perdagangan Senin (5/7) nih. Saham GGRM diketahui terjun hingga -6,98 persen hingga penutupan perdagangan.

Meski begitu, selama sepekan terakhir, saham GGRM tercatat masih bergerak positif dengan kenaikan 7,85 persen. Bahkan, selama satu bulan belakangan, saham GGRM sudah meroket hingga 31,29 persen lho!
 
Total Aset GGRM 31 Maret 2020 PER Harga Saham GGRM 5 Juli 2021
Rp79,82 triliun 12.10x Rp43.950 [-6,98%]
Sumber: RTI Business

 
Pertanyaan 1 dari 1

Jadi, kamu bakal Buy or Bye saham GGRM nih, Be-emers?

Card image cap