Bossware, Solusi untuk Bos Pantau Karyawan Ketika WFH!

Bossware adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk memantau karyawan WFH (Foto Freepik.com)

Bossware adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk memantau karyawan WFH (Foto Freepik.com)

Like

Riset menyatakan bahwa Gen Z  lebih sukat WFA dan WFH, bahkan mereka juga ingin kerja di luar negeri. Meskipun hanya 4% yang telah melamar. 

Keuntungan yang sangat dirasakan adalah biaya operasional (tidak perlu naik transport dan makan), waktunya lebih flexible, produktivitasnya meningkat, work balance juga meningkat, lebih dekat dengan keluarga, dan terhindar dari gosip atau gangguan lingkungan kerja.

Saya pun beragumentasi, pastinya kerja WFH  juga ada kerugiannya.  Atasan kalian pasti sukar untuk memonitor hasil kerja , miskomunikasi, tidak ada parameter untuk produktivitas dan pengendalian secara internal juga sulit.

Lalu, tanpa disangka, seorang dari teman anak langsung menyelipkan komentarnya, “Benar, sekarang ini para leader (pimpinan) memiliki dua perspektif,  ada yang menghendaki karyawannya bekerja penuh di kantor, tapi sementara separuh dari pimpinan akan segera mengimplementasikan kerja “remote” atau WFH  pada waktu yang dekat ini.

Para atasan yang memiliki ide agar karyawan bekerja remote/WFH  itu telah punya alat untuk memantu yand
disebut dengan “Bossware”.




Apa definisi Bossware?

Sekumpulan perangkat lunak yang berfungsi untuk melacak kinerja karyawn yang ditanamkan di computer yang digunakan oleh karyawan.

Baca Juga: Punya Properti Nganggur? Bisnis Coworking Space Yuk!


Cara kerja Bossware

Bossware bekerja dengan cara memantau aspek aktivitas digital karyawan. Beberapa perangkat lunak ini dapat mencatat waktu saat karyawan berada di layar komputer,  melacak keyboard  dan website yang digunakan itu akses ke website mana saja termasuk media sosial, merekam penggunaan aplikasi dan bahkan mengawasi komunikasi email.

Signal “Alert” akan muncul jika status karyawan tidka bekerja. Tujuan atasan gunakan bossware adalah untuk memastikan produktivitas  tetap tinggi , karyawan fokus, disiplin, produktif selama jam kerja.

Bahkan keinginan atasan untuk memantau karyawan WFH agar karyawan tidak menggunakan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, atau korupsi waktu.  

Mereka (atasan) percaya bahwa dengan pemantau yang super ketata dapat membantu  tujuan bisnis dan mengindentifikasi dan menangangi masalah kinerja jauh lebih cepat.


Apakah tujuan tercapai?

Sayangnya, menurut  penelitian Starters, 41% para professional mengatakan bahwa mereka merasa kurang produktif karena dipantau terus.  

Mereka dianggap tidak dipercaya oleh atasannya. Suatu Lembaga survey yang lainnya mengatakan dari 2000 pekerja WFH di USA , terdapat 40% kurang produktidif saat mengerti mereka dipantau.

Di tahun 2015, Lembaga Ketenagakerja di USA juga melihat fakta bahwa dengan adanya bossware, produktivitas memang meningkat tetapi dampaknya jumlah karyawan yang pindah ke perusahaan lain justru 3 kali lipat karena mereka tak ingin dipantau ketat.