
Menebar Welas Asih, Menyambut Waisak (Sumber gambar: Freepik)
Like
Be-emers, setiap tahun, umat Buddha di seluruh dunia memperingati Hari Waisak sebagai salah satu hari suci paling agung.
Bagi penganutnya, Hari Waisak tidak hanya menjadi momen spiritual bagi pemeluknya, tetapi juga memiliki banyak nilai kemanusiaan yang relevan meskipun berbeda latar belakang agama dan kepercayaan kita.
Hari Waisak diperingati sebagai momen untuk mengingat tiga peristiwa bersejarah dalam kehidupan Siddhartha Gautama kelahirannya, saat mencapai pencerahan, dan wafatnya.
Tiga momen ini tidak hanya bersifat religius,melainkan juga simbol dari nilai-nilai luhur dalam kehidupan sosial, terutama dalam membangun karakter dan memperkuat nilai kemanusiaan. Yuk, kita bahas lebih dalam, Be-emers!
Nilai-Nilai Perayaan Waisak
Berikut adalah nilai-nilai dari perayaan waisak sebagai perayaan hari suci Umat Budha:
1. Welas Asih: Menumbuhkan Empati Tanpa Batas
Welas asih atau cinta tanpa syarat merupakan salah satu nilai terkuat dalam ajaran Buddhisme. Dalam konteks kemanusiaan, welas asih berarti perasaan kepekaan sosial terhadap penderitaan orang lain serta dorongan tulus untuk meringankannya, tanpa membedakan latar belakang atau identitas mereka.Be-emers, di tengah dunia yang terkadang terasa keras dan individualistis, nilai ini sangat relevan. Misalnya, bayangkan jika kita semua lebih peduli, mendengarkan dengan lebih baik, dan sering memberikan bantuan terhadap sesama, tentu dunia akan jadi tempat yang lebih damai.
2. Kedamaian dan Non-Kekerasan
Perayaan Waisak juga mengajarkan tentang nilai ahimsa, yaitu prinsip non-kekerasan. Prinsip ini tidak hanya tentang menghindari kekerasan fisik, tetapi juga mencakup sikap menahan diri dari kata-kata kasar, kebencian, dan prasangka.Be-emers, ini mungkin menjadi pengingat penting bagi kita semua, terutama di era digital ketika ujaran kebencian dapat disebarluaskan dengan mudah.
Menjaga kedamaian tidak hanya berlaku untuk pihak berwenang atau pemimpin, ini juga merupakan tanggung jawab kita dalam kehidupan sehari-hari mulai dari ruang lingkup keluarga hingga media sosial.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.