Bukan Sekadar Bertani: Menanam Harapan di Tanah Ibu Kota Baru

Sumber : https://id.lovepik.com/image-501271231/guilin-huixian-wetland-rice-field.html

Sumber : https://id.lovepik.com/image-501271231/guilin-huixian-wetland-rice-field.html

Like

Kalau kamu berpikir bahwa pertanian itu cuma urusan orang tua di kampung dan sawah becek yang terik di siang hari, mungkin kamu belum kenal Kalimantan Timur dari dekat.
Iya, Kalimantan Timur. Provinsi yang sebentar lagi bukan cuma dikenal karena tambangnya, tapi juga karena jadi rumah baru bagi ibu kota negara: Nusantara.

Tapi tunggu dulu. Apa jadinya kalau ibu kota baru megah, tapi isi piring warganya kosong? Pembangunan jalan tol dan gedung tinggi tidak akan berarti kalau nasi susah didapat dan sayur-mayur langka. Di sinilah kita harus bicara tentang pertanian dan ketahanan pangan dan percaya deh, ini bukan cerita kuno, ini masa depan.

 

Tanah Subur, Mimpi yang Tumbuh

Berdasarkan data dari BBSDLP, Kalimantan Timur punya lebih dari 7,7 juta hektare lahan potensial untuk pertanian. Ini angka yang besar, bukan hanya soal luas, tapi soal peluang: sawah baru, petani baru, dan harapan baru. Tapi, lahan tanpa penggerak ibarat alat musik tanpa pemain. Dan di Kalimantan Timur, salah satu penggerak utamanya adalah Pupuk Kaltim. Perusahaan ini bukan cuma produsen pupuk terbesar di Asia Tenggara, tapi juga partner lapangan yang langsung menyentuh petani lewat program seperti agrosolution: memberi pelatihan, akses modal, hingga teknologi pertanian modern.
 

Pertanian vs Kemiskinan: Siapa Menang?

Sebuah riset dari Universitas Mulawarman yang kamu lampirkan bilang bahwa pertanian terbukti menurunkan tingkat kemiskinan di pedesaan Kalimantan Timur. Angka-angka menunjukkan bahwa kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (GDRP) rata-rata mencapai 7,19 persen, dengan pertumbuhan 9,06 persen selama 2011–2020.

Menariknya, meskipun jumlah tenaga kerja di sektor pertanian menurun, nilai tambah sektor ini justru meningkat. Ini menunjukkan produktivitas naik, yang dalam bahasa sederhana artinya: lebih sedikit orang bisa menghasilkan lebih banyak.


Baca Juga: Menanam Harapan di Kalimantan Timur: Pertanian, Pupuk Kaltim, dan Mimpi Ketahanan Pangan Ibu Kota Baru

Dan yang paling penting  regresi statistik membuktikan bahwa peningkatan GDRP pertanian secara signifikan menurunkan tingkat kemiskinan pedesaan. Tahu enggak? Koefisiennya -0.1771 dengan nilai t -7.78. Artinya, semakin kuat pertanian, semakin kecil kemiskinan di desa.