Like
Praktik Panen Empat Kali dengan Indeks Pertanian (IP 400)
Menjadi petani secara konvensional umumnya, hanya dapat panen satu hingga dua kali setahun . Masa tanam pertamanya antara November dan panen akan terjadi bulan April.Masa tanam kedua pun setelah selesai masa panen kedua. Dengan kondisi yang demikian, sebagai petani mereka merasa lelah.
Biaya tinggi, tenaga terkuras, menunggu masa tanam lama tapi kok hasil baik dari segi uang atau panen selalu tidak memuaskan.
Untunglah, dunia pertanian mengalami perubahan. Perubahan dalam pola pikir, penggunaan teknologi, dan sosial. Dengan adanya adopsi teknologi, IP 400 dapat menghasilkan empat kali panen
Panen IP 400 dapat dilakukan empat kali karena waktu tanam dan panen didesain sangat efisien sekali.
Dilansir dari academy.bertani.co, pada waktu menyemai benih menggunakan benih unggulan yang ada dua jenis yaitu Varietas Unggul genjah (VUG) dan varietas unggul sangat Genjah (VUSG).
Petani memilih salah satu dari empat pola benih misalnya pola A , dua kali varietas Unggul Genjah (VUG) dua kali Varietas Unggul Sangat Genjah (VUSG) atau pola B, satu kali VUG dan tiga kali VUSG, atau Pola C tiga kali VUSG dan satu kali VUG, Pola D empat kali VUSG .
Perbedaan antara panen empat kali dan panen dua kali adalah panen dua kali lebih konservatif dari segi potensi.
Artinya hasilnya lebih rendah, sedangkan panen empat kali potensi hasilnya lebih besar tetapi biaya operasional dan perawatan tanah perlu lebih diperhatikan.
Baca Juga: Peranan Penting Pertanian untuk Penduduk Indonesia
Pelajaran yang Dapat Dipetik
Dari sekian banyak petani milenial baik yang tak tertarik maupun yang sehari-harinya sudah bergelut dengan dunia pertanian, kita bisa memetik beberapa pelajaran penting yang dapat diambil hikmahnya.
1.Semangat, Gigih, dan Penuh Keberanian
Sebagai calon petani milenial punya mental yang tangguh, tidak takut kepada kegagalan. Setiap usaha harus diiringi dengan keinginan untuk belajar hal-hal yang baru dan bersemangat untuk menerapkannya. Mampu menghadapi segala rintangan dengan mencari jalan keluarnya lewat biro penyuluhan pertanian.
2. Mindset Perubahan dan Inovasi
Untuk memajukan bidang pertanian, kita tidak boleh terlena dengan kemajuan teknologi dan inovasi.Di bidang pertanian pun demikian, untuk mendapatkan hasil pertanian yang optimal, bukan hanya dibutuhkan tanah yang baik saja, tapi pekerja atau petani handal yang punya mindset untuk mampu mengubah pola yang lama menjadi pola baru dengan menggunakan bibit dan teknologi digital.
Terus berani mencoba dan menghasilkan bibit unggul dan hasil unggul dari pertanian.
Baca Juga: Apakah Petani Termasuk Profesi?
3. Dukungan komunitas dan perusahaan
Dukungan dari komunitas seperti universitas dan lembaga pelatihan untuk membangun tenaga-tenaga muda untuk memiliki keterampilan dalam bidang pertanian yang mumpuni.Selain itu, Pupuk Kaltim pun ikut berkontribusi untuk terus mendukung dengan menyalurkan bantuan perangkat pertanian bagi kelompok Tani Harapan Jaya.
Dukungan dalam pendampingan, penyuluhan, pembinaan dalam bidang tata kelola lahan, sistem pemupukan yang berimbang.
Petani milenial menjadi tulang punggung dari produktivitas hasil pertanian supaya hasilnya bisa optimal dan berkelanjutan.
Pada akhirnya, Indonesia dapat meraih swasembada pangan . Tanpa impor, kita akan berjaya!
Sumber referensi:
Tips Sukses Panen dengan Padi IP 400: https://academy.bertani.co/artikel/tips-sukses-panen-dengan-padi-ip-400Sukses IP400, Mentan Sebut Klaten Sebagai Contoh Pertanian Nasional: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230411153655-25-936316/sukses-ip-400-mentan-sebut-klaten-sebagai-contoh-pertanian-nasional
Menanam Inspirasi: Kisah Karyawan Pupuk Kaltim Merintis Pertanian Hidroponik: https://pupukkaltim.com/en/news-detail/menanam-inspirasi-kisah-karyawan-pupuk-kaltim-merintis-pertanian-hidroponik
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.