3 Cara Mudah Membuat Kompos dari Sisa Rumah Tangga dan Daun Kering

Kompos berasal dari limbah organik rumah tangga dan daun (Sumber:freepik.com)

Kompos berasal dari limbah organik rumah tangga dan daun (Sumber:freepik.com)


Ternyata jumlah sampah di Indonesia sangat besar loh. Berdasarkan Sistem Pengelolaan Sampah Nasional (sipsn.menlhk.go.id ) tahun 2024 lalu ada 34.214.607,36 ton timbulan sampah di Indonesia. 
 
Dari jumlah tersebut ada 59,74% sampah yang berhasil di kelola atau 20,44 juta ton. Sisanya, sebanyak 40,26% atau 13,77 juta ton tidak terkelola. 
 
Harus diketahui juga bahwa rumah tangga adalah penyumbang sampah terbesar adalah yakni 53,74% disusul sampah dari pasar 14.48%.
 
Jika diperinci berdasarkan jenis, sampah organik mendominasi. Sampah dari sisa makanan menempati posisi pertama yakni sebesar 39,25 persen disusul sampah kayu/ranting sebesar 12,58%.
 
Nah, pertanyaannya mau sampai kapan kita melemparkan sampah organik itu begitu saja ke tempat sampah? Dan acuh tidak peduli dengan lingkungan sekitar. 
 
Padahal tanda-tanda kerusakan lingkungan seperti banjir, degradasi lahan, tercemarnya sumber air dan polusi udara. Bahkan sampah organik yang ditimbun begitu saja di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) bisa menimbulkan ledakan karena gas metana yang terperangkap (suistaination.id). 
 
Salah satu langkah konkret yang bisa kita lakukan adalah memilah dan memilih serta mengolah mandiri sampah berdasarkan jenis.

Tentu tidak semua sampah bisa dikelola sendiri. Setidaknya, sampah dari dapur kita sendiri. Dengan itu, kita berkontribusi pada bumi dengan mengurangi sejak dini, langsung dari sumbernya. 


Baca Juga: 7 Masalah Pertanian yang Diselesaikan oleh Pupuk Kaltim Melalui Sistem Ekonomi Pertanian Sirkular PKT BISA


Kompos adalah solusi konkret pengelolaan sampah organik

Kompos berasal dari bahan organik yang bersumber dari sampah rumah tangga, sampah tanaman, sampai pasar dan lainnya yang dibuat melalui dekomposisi oleh mikroorganisme (perpustakaan.menlhk.go.id). 
 
Manfaat kompos tentu mengurangi timbulan sampah organik yang 60% hanya berakhir di TPA, meningkatkan kesuburan tanah, alternatif pupuk kimia dan bisa jadi cuan juga dengan menjualnya. 
Dijual dan cuan? Iya. Kamu tidak salah baca. 
 
Pupuk Kaltim melalui Program Pertanian Kompos Terpadu untuk Babadan Inovatif dan Sejahtera (PKT BISA) sudah membuktikan ini.

Program yang berjalan di Dusun Babadan, Desa Kepuhrejo, Takeran, Kabupaten Magetan itu berhasil membangun ekonomi berkelanjutan dengan pembuatan pupuk kompos dari bahan organik sekitar dan warga bisa menjualnya menjadi nilai ekonomi lebih (pupukkaltim.com). 
 

Cara Membuat Kompos

 
Ingin membuat kompos juga, yang tidak bau dan bisa segera digunakan? Berikut caranya:


1. Siapkan Alat dan Bahan

Bahan kompos bisa berasal dari segala sampah organik rumah tangga seperti sisa sayur, buah, kulit dan daging, nasi basi, daun kering, ranting ataupun kertas basah. 
 
Alat utama yang bisa digunakan juga variatif seperti tong plastik besar, karung bahkan langsung melubangi tanah. Alat tambahan seperti penutup tong, pengaduk/sekop, pisau, termometer.