
Panen padi program Agrosolution di Jember./Sumber gambar: Pupuk Kaltim
Target panen padi sebanyak empat kali setahun ini bukan tidak mungkin bisa dicapai karena sudah dijalankan di Dusun Serut, Kelurahan Palbapang, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Rencananya, pola tanam ini akan diperluas hingga 5.000 hektare di Bantul.
Sawah di Bantul yang datar memudahkan peralatan pengolahan sawah beroperasi, mulaid ari melakukan pengolahan tanah, penanaman bibit, hingga pemanenan. Selain itu, pengairan yang mudah diperoleh sepanjang tahun di sebagian sawah juga menjadi syarat termasuk bebas serangan hama dan penyakit padi. Hal yang paling penting adalah tersedianya benih padi berumur pendek.
Saat ini, telah tersedia banyak varietas padi berumur pendek yang mendukung target ini. Varietas Silugongo bahkan dapat dipetik setelah 85-90 hari sejak disemai (HSS). Dengan kata lain, apabila masa persemaian berlangsung 15-20 hari, maka panen dapat dilakukan sekitar 70 hari pasca penanaman.
Sejumlah varietas yang sesuai untuk diterapkan dalam program IP 400 meliputi varietas Inpari 12 (99 HSS), Inpari 13 (99 HSS), Dodokan (100 HSS), Inpari 11 (105 HSS), Inpari 18 (102 HSS), Inpari 19 (103 HSS), Inpari 20 (104 HSS), Inpari Sidenuk (103 HSS), Inpari Pajajaran (105 HSS), Cakrabuana (105 HSS) atau IPB-3S, serta IPB-4S (110 hari). Dalam uji coba di kebun percobaan, sistem ini mampu menghasilkan lebih dari 35 ton gabah kering giling (GKG) setiap tahunnya. Akan tetapi, dalam penerapan pola IP 400 di lapangan, petani diperkirakan dapat memperoleh hasil panen antara 22-26 ton GKG per hektare setiap tahun dengan kandungan air 14 persen.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.