
Ilustrasi orang memanfaatkan teknologi VR (Foto Freepik.com)
Di balik semua kemudahan itu, ada pertanyaan yang sering terlewat, teknologi ini sebenarnya teman perjalanan yang bikin kita melaju lebih jauh, atau malah jebakan yang bikin kita nyasar tanpa arah?
Teknologi Ibaratnya Kendaraan Super Canggih
Bayangin teknologi itu kayak mobil sport keluaran terbaru. Desainnya keren, kecepatannya gila-gilaan, dan bikin semua orang pengen coba. Bedanya, mobil ini enggak ada autopilot bawaan. Siapa pun yang duduk di kursi kemudi harus tau cara ngegas, ngerem, dan mutusin arah.Nah, kita sebagai generasi muda lagi duduk manis di kursi pengemudi itu. Pertanyaannya, mau bawa kendaraan ini ke mana?
Kalau dipakai dengan benar, mobil ini bisa ngebut bawa kita ke banyak tujuan keren, seperti belajar skill baru, bikin karya yang bermanfaat, sampai bangun bisnis dari nol. Tapi kalau salah arah, ya siap-siap aja tersesat di jalanan yang buntu, kecanduan gadget, lupa dunia nyata, atau insecure gara-gara membandingkan hidup sama feed Instagram orang lain.
Dampak Positif Perkembangan Teknologi untuk Gen-Z
Oke, kita sisi positifnya dulu. Teknologi itu punya segudang peluang. Teknologi bisa membawa kita belajar tanpa batas, mau jago desain grafis? Public speaking? Bisnis? Pelajaran yang belum diajarkan di Sekolah atau perkuliahan? Semua ada di YouTube atau kursus online.Selain itu, kita bisa bangun koneksi global. Kalau dulu, mau punya teman luar negeri harus jadi anak exchange. Sekarang? Tinggal join discord atau komunitas online, udah bisa diskusi sama orang di berbagai belahan dunia.
Plus, buat kamu nih yang butuh wadah menyalurkan kreativitas, mau buat vlog, podcast, opini dan lainnya, atau mau buka usaha melalui rumah atau kos, semua sudah tersedia. Tinggal niat dan konsisten.
Dengan kata lain, teknologi itu kayak jalan tol menuju masa depan. Lebih cepat, lebih ringkas, dan penuh kemungkinan.
Dampak Negatif Pesatnya Perkembangan Teknologi
Eitss, tapi jangan lupa, di balik kilau cahaya ada bayangan yang panjang. Teknologi juga punya dampak negatif, apalagi buat generasi muda yang sering pengen sat set.Mulai dari kecanduan layar, yang katanya “scroll bentar aja” tapi ujung-ujungnya beberapa jam lewat gitu aja, krisis interaksi sosial dengan teman-teman yang biasanya chat tanpa henti, tapi giliran ketemu langsung malah canggung.
Belum lagi paparan konten yang toksik, hoaks, drama, flexing palsu, sampai masalah kesehatan mental, FOMO-lah, insecure, burnout dan lain sebagainya.
Kalau teknologi diibaratkan kendaraan super canggih, sisi gelap ini adalah tikungan tajam. Kalau enggak waspada, bisa-bisa kendaraan kita tergelincir.
Jadi, Baiknya harus Gimana?
Nah, agar kita tidak tergelincir dan bisa menyebabkan kecelakaan parah, nih ada beberapa trik simpel biar kita jadi pengemudi handal:- Gunakan teknologi untuk membuat kita produktif, jangan cuma jadi konsumen konten, tapi cobalah jadi kreator.
- Atur waktu online, kasih batasan, biar enggak kebablasan di dunia maya sampai lupa real life.
- Filter informasi, jangan telan mentah-mentah semua yang lewat, pastikan kamu crosschek (gunakan konsep tabayyun) terlebih dahulu.
- Bangun koneksi nyata, tatap muka masih penting. Jangan sampai kita lebih akrab sama layar daripada teman sebelah rumah, yah.
- Jadikan teknologi alat, bukan tujuan. Ingat, yang menentukan arah tetap kita, bukan aplikasinya.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.