Berawal Iseng, Limbah Tulang Sapi Disulap Jadi Aksesoris Cantik

Bisnis Muda
Like

Jika kebanyakan orang memanfaatkan bagian tubuh hewan sapi untuk membuat aneka masakan, justru kali ini saya menyulapnya menjadi kalung etnik dari limbah tulang sapi.

Ketertarikan saya dengan aksesori etnik bermula saat saya mengunjungi beragam daerah pesisir pantai di Indonesia dan bertemu dengan banyak perajin lokal di sana. Siapa yang menyangka keisengan setelah menyantap semangkuk sup iga langsung terpikirkan, “Gimana kalau tulang ini jadi kalung ya?" pikir saya saat itu.



















Kini, setiap bulannya saya mampu memproduksi 500 sampai dengan 1.200 buah kalung tulang sapi bersama para pengrajin daerah yang saya pekerjakan. Bagian tulang yang dipakai awalnya adalah tulang pinggul, kemudian beralih ke tulang iga hingga saat ini.

Tulang-tulang tersebut bisa saya dapatkan dengan bekerja sama dengan pengepul limbah tulang sapi di beberapa daerah atau salah satunya bekerja sama dengan teman yang memiliki resto iga bakar.


Sebelum siap diwarnai dan dirangkai, limbah tulang iga harus melewati proses pencucian dengan air dan kaporit selama 10 hari, kemudian dijemur selama seminggu. Kalung-kalung iga sapi ini dipasarkan awalnya melalui mulut ke mulut lalu dipasarkan secara online, salah satunya melalui media sosial Instagram.

Memanfaatkan limbah lainnya

Melihat daya beli konsumen akan sebuah karya yang mengusung tema “beda dari yang lain” terpikir lagi oleh saya untuk membuat aksesoris dari limbah lainnya. Getah pohon atau resin sering disebutnya. Getah pohon ini diberi warna dan campuran lalu dicetak bentuk sesuai dengan design yang dibuat.

Voila! hasilnya cantik sekali dan diterima dipasar konsumen bahkan karena warnanya yang sering saya gunakan warna-warna menyala itu menjadi daya tarik tersendiri. Selain limbah getah pohon, limbah kayu dan limbah sampai laut saya daur ulang bersama pengrajin untuk dijadikan aksesoris.


















Tentunya ketika terjun ke dunia usaha membuat kita selalu ingin tambah berkembang, sejak 3 tahun usaha ini berjalan dan pembeli datang tidak hanya dari dalam negeri, akhirnya saya membuat perencanaan pengembangan bisnis untuk usaha ini.

Awalnya, dengan membuka toko kecil di pulau dewata karena saya menyasar ke pembeli luar negeri. Wow! Ternyata minat turis asing itu lebih tinggi dari pembeli dalam negeri sendiri, alasan turis-turis itu adalah UNIK! Ya, buatlah sesuatu yang unik dan tidak lazim.

Biasanya turis asing ini membeli sebagai contoh untuk dibawa ke negaranya lalu mereka akan mengirimkan email untuk pemesanan, biasanya lagi nih mereka memesan kalung bisa mencapai ratusan buah per satu model kalungnya. Ada yang menjadi reseller di sana bahkan ada yang digunakan sebagai hiasan baju.

Jeli melihat peluang, di mana pun dan sedang apa pun. Salam cuan!