Mengatur Keuangan di Masa Pandemi

Like

Pandemi virus corona Covid-19 yang terjadi dihampir seluruh negara di dunia telah membuat repot dan memusingkan banyak orang. Dampak Virus Corona Covid-19 sangat luas menghantam berbagai sendi kehidupan.

Sektor perekonomian yang paling terpukul akibat virus Covid-19. Di Indonesia, sektor perekonomian juga terganggu. Para pelaku bisnis pun banyak yang merumahkan pekerjanya guna menekan biaya.

Kebijakan pemerintah untuk meminta kita tetap beraktivitas di rumah atau work from home yang sudah berjalan sebulan ini, tanpa sadar sudah mengganggu arus pemasukan dan pengeluaran kita. Bagi teman-teman yang mungkin diberhentikan atau dirumahkan oleh perusahaannya, mau tidak mau jadi kehilangan pemasukan bulanan.

Untuk mengatur agar isi keuangan tetap sehat selama pandemi virus Covid-19, berikut tipsnya dari saya.

Seseorang harus rajin dalam mencari diskon untuk mengurangi pengeluaran atau bahkan membayar tagihan.

Anda bisa meluangkan waktu untuk mencari secara online penawaran dan diskon spesial, serta membandingkan harga. Hal-hal seperti pembayaran otomatis, bundling juga dapat menghemat banyak uang.


Lebih bisa memperhatikan yang akan di beli hanya sesuai dengan kebutuhan saja.

Selanjutnya membuat daftar. Tentukan apa yang paling penting, lalu putuskan hal yang perlu Anda dihilangkan, kurangi atau temukan solusi kreatif untuk pengeluaran opsional lainnya.

Berpikirlah secara logis terkait masalah keuangan. Dengan adanya aturan jaga jarak sosial bisa sangat mendorong untuk melakukan aksi memborong belanjaan.

Banyak produk sudah dipesan dan diproduksi hingga enam bulan sebelumnya, yang berarti Anda memiliki stok yang sudah pasti akan ada gantinya di kemudian hari.

Jika membutuhkan sesuatu atau ingin memiliki sesuatu di rumah untuk berjaga-jaga, tidak apa-apa. Hal-hal seperti obat-obatan, stok makanan bisa disimpan selama satu minggu. 

Di masa yang tidak stabil ini, kami mengajak masyarakat untuk bisa lebih bijak dalam bertransaksi termasuk mengatur keuangan dan terkontrol dengan baik.