Coinbase IPO, CEO Brian Amstrong Langsung Masuk Daftar Miliarder Paling Tajir di Dunia

Brian Amstrong Jadi Miliarder Dunia Illustration Bisnis Muda - Canva

Brian Amstrong Jadi Miliarder Dunia Illustration Bisnis Muda - Canva

Like

Coinbase, startup kripto asal Amerika Serikat, pada 14 April 2021 resmi melantai di bursa atau IPO di bursa Nasdaq. Seiring dengan hal itu, rupanya kekayaan CEO Coinbase Brian Amstrong juga langsung melejit dan masuk dalam daftar miliarder paling tajir di dunia!

Seperti yang diketahui, aksi IPO Coinbase terjadi seiring dengan meroketnya harga aset Bitcoin, yang bahkan memecahkan rekor dengan menyentuh level harga Rp940 juta! Kini, dilansir dari Business Insider, Coinbase sudah bernilai US$100 miliar.

Marketwatch juga mengatakan bahwa Pendiri dan CEO Coinbase Global Inc. Brian Armstrong, bahkan orang dalam lainnya, telah meraup banyak uang saat perusahaan cryptocurrency itu go public pekan lalu.

Berdasarkan data Forbes, hingga 19 April 2021, total kekayaan bersih Brian Amstrong yakni sudah mencapai US$12 miliar

Pada hari pertama perdagangan di bursa, perusahaan dengan kode saham COIN tersebut ditutup di level US$328,28. Angka tersebut jauh di atas harga referensinya yakni US$250.


Hal itu pun cukup untuk menjadikan Coinbase sebagai emiten di bursa AS yang paling berharga lho! Bahkan, saat IPO, kapitalisasi pasar Coinbase mencapai US$100 juta

Coinbase memilih daftar langsung atas aksi Initial Public Offering (IPO) yang lebih tradisional. Dengan begitu, Coinbase enggak mengumpulkan uang dengan go public, tetapi memungkinkan orang dalam untuk menjual sebagian saham mereka ke publik.

Sementara itu, Brian Amstrong diketahui memiliki 11 persen saham Kelas A dan 22 persen saham Kelas B.

Nah pada Rabu (14/4), Amstrong ternyata juga menjual 749.999 saham Kelas A dengan harga rata-rata tertimbang sekitar US$389,10. Dari data marketwatch, penjualan tersebut dilakukan dalam sejumlah transaksi pasar terbuka dengan harga mulai dari US$381.

Forbes mencatat, Armstrong punya sekitar 19 persen saham di Coinbase. Hal itu menghasilkan keuntungan US$322 juta dari pendapatan hampir US$1,3 miliar pada tahun 2020 lho!

Baca Juga: Coinbase: Startup Cryptocurrency yang Viral dan Baru IPO, Pilih Beli Sahamnya atau Bitcoin?
 

Perjalanan Brian Amstrong Membentuk Coinbase

Pria kelahiran 1983 itu memutuskan untuk mengambil dua gelar sekaligus di bangku kuliah. Lebih tepatnya, di tahun 2005, Brian meraih gelar sarjana ekonomi dan ilmu komputer secara bersamaan.

Kemudian, dilansir Forbes, setahun setelah itu, Brain Amstrong yang cerdas meraih gelar Master Ilmu Komputer di kampus yang sama, yakni Rice University.

Setelah lulus, Brian Amstrong menghabiskan waktunya di Buenos Aires dan bekerja di perusahaan pendidikan. Namun, Brian rupanya lebih tertarik dengan teknologi.

Brian Amstrong memulai karirnya sebagai developer di IBM dan konsultan di Deloitte. Hingga akhirnya, di tahun 2010, dia menemukan Bitcoin yang diterbitkan dengan nama alias Satoshi Nakamoto.

Pada 2011, saat ia bekerja di Airbnb, Brian mulai memperkenalkan sistem pembayaran di 190 negara, yang mana menjadi lokasi Airbnb beroperasi pada saat itu. Namun, rupanya ia menemukan kesulitan dalam hal pembayaran, terutama ketika ingin mengirim uang ke wilayah Amerika Selatan.

Dari situlah, dilansir Financial Times, Brain mulai bekerja di akhir pekan atau saat malam hari untuk membuat kode di Ruby dan JavaScript untuk membeli dan menjual crypto coins. Hingga di tahun 2012, ia bergabung dalam Y Combinator, sebuah startup akselerator, dan berhasil menerima pendanaan US$150 ribu.

Dengan modal tersebut, Brian bersama rekannya, Fred Ehrsam membangun Coinbase di tahun 2012. Adapun, meski kini Fred harus meninggalkan Coinbase sejak 2017, tapi mantan partner kerja Brian Amstrong tersebut tetap memiliki 6 persen saham dari Coinbase lho.