Objek-objek langit di tata surya dalam ilmu astronomi memiliki penamaan yang sangat unik. Dibalik penamaan tersebut ada beberapa syarat yang wajib dipenuhi untuk memberi nama sebuah objek langit.
Penamaan ini harus diusulkan dengan beberapa kriteria tertentu dan bukan hanya dengan permintaan seseorang.
Penamaan pada objek langit tidaklah terbatas pada nama para peneliti atau astronom saja, nama-nama tokoh publik yang populer pun juga bisa. Bahkan nama band ternama juga pernah dipakai misalnya 8749 Beatles (1998 GJ10).
Menurut data Working Group for Small Body Nomenclature di IAU, terdapat 6 nama astronom Indonesia yang telah menjadi nama objek tata surya. Walaupun kebanyakan orang hanya mengetahui 5 nama terbaru, sebelumnya 1 nama juga sudah pernah ditetapkan.
Berikut daftar nama yang telah dikutip dari Observatorium Bosscha:
5408 Thé
Asteroid ini dinamai dari astronom Indonesia Pik-Sin Thé. Asteroid ini merupakan asteroid yang terletak di sabuk utama yang ditemukan 25 Maret 1971 oleh Tom Gehrels yaitu astronom Belanda-Amerika serta pasangan Cornelis Johannes van Houten dan Ingrid van Houten-Groeneveld yang merupakan astronom Belanda di Observatorium Palomar.
12176 Hidayat
Penamaan asteroid ini diambil dari nama belakang Kepala Observatorium Bosscha 1968-1999 yaitu Bambang Hidayat. Asteroid ini ditemukan oleh C.J. van Houten dan Ingrid van Houten-Groeneveld, keduanya merupakan astronom Belanda yang menemukan asteroid ini pada 16 Oktober 1977.
12177 Raharto
Nama asteroid ini diambil dari nama Moedji Raharto yaitu Kepala Observatorium Bosscha 2000-2003. Astronom Belanda Cornelis Johannes van Houten dan Ingrid van Houten-Groeneveld menemukan asteroid ini pada tanggal 16 Oktober 1977.
12178 Dhani
Asteroid ini dinamai dari nama Kepala Observatorium Bosscha 2004-2005 yaitu Dhani Herdiwijaya. Asteroid ini ditemukan oleh C.J. van Houten dan Ingrid van Houten-Groeneveld, keduanya merupakan astronom Belanda yang menemukan asteroid ini pada 16 Oktober 1977.
12179 Taufiq
Penamaan asteroid ini diambil dari nama Taufiq Hidayat, Kepala Observatorium Bosscha 2006-2009. Astronom Belanda Cornelis Johannes van Houten dan Ingrid van Houten-Groeneveld menemukan asteroid ini pada tanggal 16 Oktober 1977.
12937 Premadi
Nama asteroid ini diambil dari nama astronom dan pengajar teori astrofisika ITB Premana Premadi. Asteroid yang berdiameter hampir 11 kilometer ini terletak di sabuk utama asteroid, yaitu sebuah wilayah yang berada diantara orbit Jupiter dan Mars.
Komentar
25 Sep 2023 - 15:45
loh, baru tau, keren yah