Facebook Illustration - Canva
Likes
Dengan munculnya gerakan “Stop Hate for Profit”, pemboikotan tersebut kemudian semakin meluas. Setidaknya nih, sudah ada lebih dari 300 perusahaan yang ikut melakukan aksi ini lho, Be-emers.
Bahkan dilansir dari CNN, dari 25 pengiklan terbesar di Facebook, dikabarkan Microsoft, Starbucks, dan Pfizer juga akan melakukan aksi yang sama dengan Unilever. Padahal, menurut data yang ada, 25 perusahaan tersebut sudah cukup menyumbang hampir 3 persen dari pendapatan Facebook di 2019.
Gerakan boikot secara massal ini berawal dari adanya konten ujaran kebencian yang beredar di Facebook. Namun, dari pihak Facebook Inc sendiri justru dinilai belum serius dalam menangani masalah ini.
Selain itu, pemboikotan itu mulai muncul sejak adanya surat terbuka dari Anti-Defamation League (ADL) yang meminta perusahaan besar buat menghentikan bisnisnya dengan Facebook. ADL menilai, Facebook justru sudah jadi pusat kebencian dan hoax.
Nasib Mark Zuckerberg
Terjunnya saham Facebook Inc., membuatnya kehilangan US$56 miliar dari nilai pasar saham. Selain itu, peringkat CEO Facebook juga telah turun ke posisi keempat dalam daftar orang terkaya di dunia.
Follow Up dan Nasib Facebook
Enggak hanya itu, dilansir dari The New York Times, Facebook juga kan menandai setiap konten berisi politik yang bermasalah dan bakal memperluas kebijakannya buat menindaklanjuti konten dengan ujaran kebencian.
Facebook Inc juga bakal mendorong para pemakainya untuk mengecek kembali pusat informasi yang valid. Hal itu dilakukan sebagai upaya mengurangi beredarnya hoax.
Adapun di sepanjang kuartal I/2020, dari data The New York Times, Facebook telah mengumpulkan hingga US$17 miliar lebih pendapatan dari iklan. Meski lagi ditinggal sama para perusahaan besar, media sosial ini tetap masih diandalkan sama pelaku bisnis skala kecil dan menengah (UMKM).
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.