Biografi Steve Jobs (Foto: commons.wikimedia.org)
Likes
Biografi seorang Steve Jobs akan selalu dicari-cari, karena sosoknya yang legendaris dalam dunia teknologi. Hingga saat inipun ia tetap dikenang untuk menginspirasi para pemuda dan pebisnis.
Seringkali kita anak muda punya sifat perfeksionis. Apakah ini baik? Yuk, mari belajar dari sosok Steve Jobs, pendiri Apple yang sangat berkarisma!
Steve Jobs Muda
Steven Paul Jobs atau biasa dikenal dengan Steve Jobs. Lahir di California, 24 Februari 1955. Jobs tumbuh tidak bersama kedua orang tuanya, ia diadopsi oleh Paul dan Clara Jobs.Sejak SMA Jobs sudah sibuk bekerja di perusahaan Palo Alto. Di sini ia bertemu dengan sahabatnya Steve Wozniak saat menjalani magang.
Steve diterima oleh Reed College di Portland sebagai mahasiswa. Namun, ia dikeluarkan setelah satu semester menjalani mata kuliahnya. Steve suka sekali bolos, sejak saat itu ia beralih ke jurusan seni kaligrafi.
Anak Rebel yang Konyol
Steve memang jenius tapi ia sangat jorok dan jarang memakai sendal, sampai orang di sekitarnya sering merasa mual.Ia sengaja makan banyak sayuran, karena jarang mandi. Steve berpikir jika makan sayuran banyak daripada daging, bisa dijadikan alternatif mengurangi baunya.
Cara Steve Job selalu unik untuk melepas penatnya. Ia sering berlama-lama di toilet dan merendam kakinya. Wah, ini sepertinya kebiasan anak-anak intovert yang lagi cari ide?
Steve dan sahabatnya ini punya cita-cita untuk berkunjung ke India menjalani wisata spiritual. Ini terwujud guys! Pulang-pulang Steve menjadi botak dan sering berpakaian seperti biksu. Bisa tiba-tiba meditasi dan bergaya seperti biksu, bukan berarti Steve tobat ya, haha!
Percaya Diri dan Gigih!
Steve Jobs adalah tipikal orang yang tidak penuh basa-basi dan orang yang berorientasi selalu pada bagaimana cara meraih sukses. Bahkan menjelang hari terakhirnya akibat penyakit kanker yang dideritanya ia tetap mengatakan percayalah pada dirimu sendiri.
Perfeksionis
Steve Jobs adalah seseorang yang sangat detail dalam segala hal terkait design. Steve selalu memikirkan bagaimana rasanya ada di pihak pengguna menggunakan produk Apple. Steve selalu peduli pada kualitas, meskipun ia seseorang yang memahami cara kerja IT. Tetap saja, Fokus Steve adalah membangun kesempurnaan pada semua bagian Apple.
Simpel dan selalu menarik, inilah Apple dengan brand image-nya yang prestigious. Steve pernah marah kepada Bill Gates, karena ia mencuri hasil prototype milik Apple dan menyebarkannya lebih dahulu dengan label Microsoft.
Setelah insiden tersebut, Steve Jobs menjadi sangat berhati-hati. Steve pernah mengomentari Google, hanya karena logo Google yang tidak bagus dalam layar Iphone.
Realistis, Pesimis dan Optimis
Pria yang satu ini tidak pernah takut terhadap apapun. Ia selalu berpikir tidak ada yang mustahil jika ia menyukai suatu hal. Namun, ia tetap menjadi seorang yang realistis untuk mencapai mimpinya, dengan berkaca pada data dan riset. Perfeksionis? Sudah pasti.Bagi Steve Jobs, inovasi adalah kunci utamanyanya. Dengan kehadiran teknologi dan seni, ini akan selalu menghidupkan suatu karya. Beginilah Steve membangun Apple, seperti memberi kepribadian pada seluruh produknya.
Menurut Steve, masa depan adalah misteri. Kita bisa saja membuang waktu percuma tanpa menghasilkan apa-apa. Pesimis,optimis adalah cara Steve menggambarkan hidup seseorang seperti menabur benih untuk menuai hasil yang diimpikan. Kapan hal itu dicapai? Tidak ada yang tahu, Steve hanya katakan “milikilah mimpi dan keyakinan”.
“Listen to that voice in the back of your head that tells you if you’re on the right track or not –“
Steve Jobs.
Apple dan Steve Jobs
Siapa sangka penerus yang dipilhnya justru menendangnya dari Apple? Hal konyol ini terjadi dalam hidup Steve Jobs. Tidak terpengaruh, ia tetap berjuang dan justru mendirikan NeXTdan Pixar. Sampai suatu waktu Apple membeli NeXT dan Steve kembali lagi menjadi karyawan Apple.Sampai pada akhir hidupnya, Steve tidak akan pernah hilang dan dilupakan dari sejarah. Seorang yang jenius dan passionate mengejar mimpinya.
Apple sampai hari ini tidak akan menjadi Apple, jika Steve Jobs tidak memberi hatinya saat mengembangkannya dulu. Jadi perfeksionis itu baik atau buruk tergantung bagaimana pengaruhnya pada hasil akhir pekerjaanmu, ya!
“Your time is limited, so don’t waste it living someone else’s life. Don’t be trapped by dogma — which is living with the results of other people’s thinking. Don’t let the noise of others’ opinions drown out your own inner voice. And most important, have the courage to follow your heart and intuition. They somehow already know what you truly want to become. Everything else is secondary.”
Steve Jobs
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.