Likes
Masih terkenang semarak malam menyambut awal tahun baru 2020. Pesta kembang api diiringi sejuta harapan akan tahun baru yang cerah dan berlimpah.
Namun, apa yang terjadi?
Baru memasuki awal tahun 2020, dunia sudah sedemikian suram akibat terdampak virus Corona atau Covid-19. Di luar dugaan, untuk pertama kalinya kita merasakan sebuah penderitaan dengan rasa sakit yang sama secara global.
Virus Corona tidak hanya mematikan manusia, tetapi juga mematikan berbagai aspek kehidupan, terutama dalam bidang ekonomi, karena masyarakat diwajibkan mengurangi aktivitas di luar rumah. Banyak perusahaan merugi selama pandemi Covid-19. Beberapa bahkan sudah tidak ada tenaga untuk bangkit.
Usaha pariwisata, hospitality, transportasi, travel dan leisure adalah yang paling terdampak parah akibat virus corona. Perusahaan bangkrut, tutup, dan PHK di sektor ini sudah tidak terhitung lagi.
Dengan kondisi seperti ini, siapa diantara pembaca yang saat memulai tahun baru 2020 membuat resolusi atau keinginan memulai usaha, membangun startup sendiri? Apakah keinginan itu masih ada?
Ya, virus corona mengubah segalanya, hidup tak lagi sama semenjak keberadaannya. Keinginan memulai usaha sepertinya memang harus di pikir ulang.
Namun, melansir beberapa pendapat pengamat ekonomi, dikatakan bahwa sebenarnya situasi krisis ekonomi akibat pandemi ini sangat berbeda dari krisis ekonomi yang pernah terjadi sebelumnya.
Tidak semua perusahaan merugi, beberapa perusahaan justru meningkat di pasar saham. Bisnis-bisnis tertentu juga mengalami lebih banyak permintaan daripada yang mereka persiapkan. Bahkan, beberapa perusahaan sedang merekrut pegawai baru.
Pandemi virus corona juga memicu kreativitas baru. Beragam inovasi di lakukan sebagai bentuk adaptasi. Di Masa pandemi ini beberapa usaha kecil baru justru banyak bertumbuhan. Para pengusaha dan mereka yang terdampak PHK beralih bisnis atau memulai usaha baru untuk survive.
Jadi, peluang selalu ada. Memulai usaha di tengah pandemi, bukan hal mustahil di lakukan. Tetapi selama pandemi COVID-19 masih ada, kelangsungan hidup harus menjadi fokus penting bagi startup baru.
Jika tetap ingin memulai start-up atau rintisan usaha baru, maka ada beberapa hal yang sebelumnya harus di pahami, yaitu:
1. Tinjau kembali jenis usaha yang akan dijalankan
Usaha jasa pengiriman, peralatan medis, kebersihan, kesehatan, sanitasi, frozen food, game tech, home education, dan usaha-usaha yang dapat berformat digital, adalah beberapa bisnis yang di prediksi memiliki peluang besar ditengah pandemi ini.
Selain itu sebelum memulai penting juga untuk membuat fondasi dengan mempelajari dan merencanakannya dengan teliti. Pastikan pilihan usaha yang di ambil, apakah hanya ingin sekadar memanfaatkan momentum (oportunis) atau memang menginginkan peluang usaha jangka panjang.
2. Manajemen uang tunai atau cashflow
Masalah terbesar yang dihadapi kebanyakan dalam memulai usaha adalah manajemen kas. Banyak yang memprediksi bahwa saat ini cashflow yang aman akan memakan waktu 12 hingga 18 bulan jika semua berjalan sesuai harapan, sampai vaksin ditemukan dan disetujui.
Efek lanjutan krisis dapat berlangsung lebih lama. Daya beli konsumen menurun, dan akan perlu waktu untuk kembali ke kondisi semula. Selain menanamkan uang untuk modal usaha. Saat memulai usaha perlu juga mempersiapkan rencana lebih lanjut dengan menyimpan uang tunai pada periode ini.
3. Pengendalian persediaan yang lebih optimal
Dalam suatu perusahaan pasti terdapat yang namanya persediaan, ini merupakan barang-barang atau sumber daya yang disimpan di dalam gudang yang akan digunakan di kemudian hari oleh perusahaan dalam proses penjualan ke pihak konsumen.
Persediaan yang ada dapat berupa barang mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi. Pada masa pandemi ini persediaan atau stok yang ada harus secermat mungkin diatur dengan seseimbang mungkin, karena perubahan situasi ke depan sangat tidak mudah di prediksi.
4. Kepemimpinan menjadi lebih pelik
Memulai usaha ditengah pandemi harus siap dengan mental kepemimpinan yang lebih tangguh, pengambilan resiko juga jadi lebih tinggi. Membangun dan memperdalam kepercayaan antara manajemen, pegawai, supplier, juga konsumen akan berurusan dengan emosi. Dan, di situasi ini penting juga membangun kepedulian, empati dan membuat orang merasa terhubung.
5. Optimis sekaligus realistis dengan situasi dan kondisi yang ada
Karena baru memulai usaha, berpikir positif dan optimis adalah salah satu kunci sukses. Namun jangan lupa kita memulai usaha dalam situasi sulit. Merasa cemas dan khawatir ketika pandemi adalah sesuatu yang normal. Realistis, dan rasional, namun jangan sampai patah semangat dalam usaha adalah salah satu pilar penting agar usaha tetap berjalan.
Pada akhirnya, memulai usaha ditengah pandemi adalah sebuah langkah berani, dengan mengambil langkah ini sebenarnya sedikit banyak sudah mengurangi beban pemerintah dalam penanggulangan dampak ekonomi.
Bergeraknya sektor usaha adalah mesin nomor satu dalam menggerakkan ekonomi dan pemenuhan lapangan kerja, dan menjadi sinergi penting. Meskipun resiko gagal tinggi, setidaknya kita telah berupaya menjadi bagian dari mereka yang berusaha mengatasi badai demi masa depan, bukan hanya diri pribadi tetapi juga dunia yang lebih kuat ketika pandemi ini berakhir. Semoga Pandemi ini segera berada titik terendahnya. Tetap Semangat!
Komentar
24 Jan 2024 - 12:02
kerennn