Tekanan Psikis, Pemantik Pembunuhan Suami Terhadap Istri, Inilah 5 Tips untuk Merawat dan Membangun Rumah Tangga Harmonis

www.freepik.com

www.freepik.com

Like

Berita pembunuhan dan mutilasi oleh suami terhadap istrinya di Ciamis menjadi viral .  Pembunuhan itu terjadi di Dusun Sindanglaya, Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Cimasi.  Sang Suami bernama Tarsum (51),  sementara istrinya bernama Yanti (44)
Meskipun polisi belum menemukan penyebab motivasi pembunuhan dan mutilasi oleh Tarsum, diduga ada perubahan perilaku dari pelaku akibat tekanan dan masalah ekonomi.

Sebelumnya di Malang pun pada 31 Desember 2023, terjadi pembunuhan dan mutilasi oleh JM (61)  terhadap istrinya NMS (55) .   Pembunuhan diduga adalah masalah rumah tangga.

Kasus-kasus pembunuhan dan mutilasi oleh suami terhadap istrinya merupakan puncak gunung es dari darurat perlindungan perempuan dalam konteks pernikahan.  Jumlah perceraian pun di Cianjur, Jawa barat mencapai yang tertinggi yaitu 6.000 gugatan cerai untuk periode Januari-Juli 2017.

Menurut Komnas Perempuan 2017, kekerasan di Rumah Tangga mencapai angka tertinggi 10.205 , terdiri dari kekerasan fisik 4.281 kasus, kekerasan seksual 3.495 kasus, kekerasan psikis 1.451 kasus dan ekonomi 978 kasus.

Tekanan psikis, pemantik konflik suami-istri


Penelitian Pappe et.ai (2009) menemukan bahwa konflik rumah tangga yang disebabkan faktor ekonomi cenderung lebih lama berlangsung dan sulit dituntaskan.

Pasangan muda dapat mengalami konflik rumah tangga akibat faktor ekonomi karena sebelum menika mereka jarang/tidak pernah mendiskusikan soal kondisi keuangan masing-masing.

Efek faktor ekonomi ini hanya sebagai lapisan luar saja karena ada hal yang lebih serius dari sekedar faktor ekonomi yaitu emosi yang tidak terkendalikan dari suatu pertikaian.

Jika faktor ekonomi misalnya suami tidak bekerja, kena PHK dan tidak dapat bekerja lagi, istri bekerja dan lalu timbulah pertikaian tekanan psikis baik suami yang sering dimarahi dan direndahkan oleh istri. Terjadinya emosi kemarahan, ketidak-puasan, merasa cemburu .  Hal ini jika dibiarkan akan menimbulkan konflik dan akhirnya meledaklah hal-hal yang tidak diinginkan.

Di balik berbagai kasus perceraian dan bahkan pembunuhan yang terjadi di Indonesia, seringkali terdapat beragam faktor yang mempengaruhinya, dan faktor finansial hanya salah satunya. Meskipun memang ekonomi menjadi salah satu penyebab utama, namun kompleksitas permasalahan rumah tangga seringkali melampaui sekadar uang.

Faktor penyebab lainnya termasuk komunikasi yang buruk, ketidakcocokan kepribadian, perbedaan nilai dan keyakinan, serta masalah emosi dan mental. Ketidakmampuan untuk memahami dan menyelesaikan perbedaan-perbedaan ini seringkali memicu konflik yang berujung pada perceraian atau bahkan tindakan kekerasan.

Situasi di mana suami mengalami depresi karena tidak memiliki pekerjaan sementara istri menuntut banyak materi bisa menjadi tantangan besar dalam sebuah rumah tangga. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah hal ini:

Langkah-langkah hindari konflik

1.Komunikasi Terbuka:

Penting bagi pasangan untuk berbicara secara terbuka tentang perasaan dan kekhawatiran mereka. Suami perlu menyampaikan perasaannya yang sedang mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan, sementara istri perlu memahami dan mendukung suami dalam menghadapi masalah ini.

2.Berpikir Bersama:

Pasangan perlu bekerja sama dalam menemukan solusi untuk masalah keuangan mereka. Mereka dapat duduk bersama dan membuat rencana keuangan yang realistis berdasarkan situasi mereka saat ini. Ini bisa mencakup memotong pengeluaran yang tidak perlu dan mencari sumber pendapatan tambahan.

3.Empati dan Dukungan

 Istilah "in sickness and in health" dalam janji pernikahan bukanlah kata-kata kosong. Istri perlu menunjukkan empati dan memberikan dukungan moral kepada suami yang sedang mengalami depresi. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberikan dorongan positif dapat membantu suami merasa didukung dan terbantu.

4.Mengelola Harapan

Penting untuk memiliki harapan yang realistis tentang situasi keuangan keluarga. Istri perlu memahami bahwa keadaan saat ini mungkin sulit dan memperlakukan suami dengan pengertian dan kesabaran, daripada menuntut hal-hal yang tidak dapat dipenuhi.

5.Mencari Bantuan Profesional:

Jika depresi suami menjadi semakin parah, penting untuk mencari bantuan profesional. Banyak terapis dan konselor yang dapat membantu pasangan menavigasi tantangan ini dan memberikan dukungan yang diperlukan.



Dengan komunikasi yang terbuka, kerjasama, empati, manajemen harapan yang realistis, dan jika perlu, bantuan profesional, pasangan dapat mencegah terjadinya konflik yang lebih serius akibat masalah keuangan dan depresi.