Mengenal Doom Spending: Kebiasaan Konsumsi Saat Menghadapi Ketidakpastian

Doom Spending: Tanda-Tanda, Penyebab, dan Cara Menghentikannya (Sumber gambar: Freepik)

Like

Pernahkah kalian merasa tergoda untuk berbelanja sesuatu yang sebenarnya tidak begitu kalian butuhkan, terutama saat sedang merasa cemas atau khawatir tentang masa depan?

Jika jawabannya "ya," maka kalian tidak sendirian. Belakangan ini, fenomena yang disebut doom spending semakin banyak dibicarakan, terutama di kalangan milenial dan Gen Z.

Tapi, apa sih sebenarnya doom spending itu, dan mengapa perilaku ini bisa terjadi?

 

Apa Itu Doom Spending?

Doom spending adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kebiasaan menghabiskan uang secara impulsif atau tidak terencana sebagai respons terhadap stres, kecemasan, atau rasa tidak aman terhadap masa depan.

Pada dasarnya, ini adalah bentuk dari coping mechanism cara seseorang mengatasi perasaan negatif dengan belanja. Mirip dengan konsep retail therapy, doom spending biasanya dipicu oleh perasaan tidak menentu atau pesimis tentang keadaan dunia, kondisi ekonomi, atau masa depan pribadi.

Baca Juga: Kenalan dengan Doom Spending, Jangan Sampai Terjebak ya!

 

Penyebab Fenomena Doom Spending

Beberapa faktor yang dapat memicu kebiasaan doom spending meliputi:
 

1. Ketidakpastian Ekonomi

Situasi ekonomi yang tidak stabil sering membuat orang merasa cemas tentang keuangan mereka. Perasaan ini bisa mendorong kita untuk menghabiskan uang sebagai cara untuk mendapatkan kendali sementara atau untuk "merayakan" momen kecil di tengah ketidakpastian.

  

2. Stres dan Kecemasan

Saat kita merasa stres, otak cenderung mencari cara untuk meredakan emosi negatif. Berbelanja menjadi salah satu pelarian karena aktivitas ini bisa memberikan perasaan puas dan bahagia sejenak, meskipun sifatnya hanya sementara.


3. Pengaruh Media Sosial

Sosial media penuh dengan postingan yang memamerkan barang-barang terbaru, perjalanan, dan gaya hidup mewah. Ketika kita merasa cemas tentang masa depan, seringkali kita tergoda untuk "membeli" momen kebahagiaan seperti yang kita lihat di media sosial, walaupun hasilnya tidak selalu seperti yang diharapkan.


4. Keinginan untuk Memenuhi Kebahagiaan Jangka Pendek

Banyak dari kita tahu bahwa hidup adalah tentang momen-momen kecil. Ketika masa depan terasa suram, kita mungkin ingin mencari kebahagiaan di momen ini, sekarang juga. Karena itu, kita memilih untuk berbelanja sesuatu yang bisa memberikan kebahagiaan sekejap.



Dampak Doom Spending pada Keuangan

Meskipun doom spending dapat memberikan perasaan puas sementara, perilaku ini bisa berdampak negatif jika tidak dikendalikan.

Berikut beberapa dampak yang bisa ditimbulkan:

1. Keuangan Tidak Stabil

Pengeluaran yang tidak terencana bisa membuat kita kesulitan mengelola keuangan. Mungkin, Be-emers pernah merasa bahwa belanja ini akan "sekali saja," tapi kebiasaan ini bisa berkembang menjadi pola yang sulit diatasi.
 

2. Perasaan Menyesal Setelahnya

Setelah membeli sesuatu yang tidak benar-benar dibutuhkan, sering kali kita merasa bersalah atau menyesal. Perasaan ini dapat memperparah stres, menciptakan lingkaran doom spending yang lebih sulit untuk dihindari.
 

3. Hutang yang Meningkat

Untuk sebagian orang, doom spending bahkan bisa berarti pengeluaran di luar batas kemampuan keuangan, yang berpotensi menambah utang dan memperburuk kondisi finansial di masa depan.