Survive jadi Seorang Sociopreneur? Begini Caranya!

Sociopreneur fokus pada masalah dan solusi masalah tersebut. Sumber gambar: Adobe Express

Like
Sociopreneur merupakan gabungan dari dua buah kata yaitu "social" dan "entrepreneur". "Social" diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, melalui kamus online, berarti "sosial, kasyarakatan, dan ramah tamah". Sedangkan "entrepreneur" diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, melalui kamus online, berarti "pengusaha, wiraswasta, dan usahawan". 

Sociopreneur adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pengusaha yang bekerja untuk menyelesaikan masalah sosial melalui bisnis.

Sociopreneur biasanya memfokuskan usaha mereka pada masalah seperti kelaparan, lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dan seterusnya.


Memulai Sociopreneur 

Untuk memulai sociopreneur paling tidak adanya masalah sosial dan menemukan solusinya.
  1. Menemukan adanya masalah sosial. Be-emers mungkin menemukan masalah sosial yang ada di sekitar, yang mungkin ingin diatasi melalui bisnis. Masalah tersebut biasanya muncul karena pengamatan, melalui bacaan, diskusi dengan teman, atau bekerja dengan organisasi yang berfokus pada masalah sosial.
  2. Menemukan solusi. Setelah Be-emers menemukan solusi atas permasalahan tersebut, Be-emers bisa memulai bisnis.
 

Tips jadi Sociopreneur yang penuh Tantangan dan cara supaya tetap Survive

  1. Bisa membaca peluang. Seorang sosiopreneur bisa membaca adanya peluang dari setiap masalah yang ada di lingkungan mereka. Yang peluang ini dapat menghasilkan keuntungan dan disaat yang bersamaan dapat menyelesaikan masalah tersebut.
  2. Kesadaran Sosial. Ini adalah yang paling utama dalam sociopreneur, yaitu adanya kesadaran sosial, termasuk menciptakan kesadaran dan edukasi terkait masalah yang dihadapi. 
  3. Memiliki visi dan misi yang kuat. Menentukan visi dan misi yang kuat dan spesifik yang ingin dicapai dalam bisnis merupakan hal yang penting untuk menentukan jalannya bisnis tersebut, termasuk dalam sociopreneur.
  4. Bangun jaringan. Menurut Razy Thalib, Co-Founder RevoU, sebuah bisnis sosial yang bergerak di bidang pendidikan mengenai teknologi, hal yang penting untuk membangun sosiopreneur adalah membangun jaringan dan berkumpul bersama orang-orang yang memiliki visi dan misi yang sejenis. Ini karena untuk menjadi sociopreneur memiliki banyak tantangan dan hambatan yang harus dilalui. Maka, akan lebih ringan melewati hambatan tersebut jika dilalui bersama dengan tim atau orang yang memiliki visi-misi yang sejenis.
  5. Mengelola dan mengembangkan usaha. Sama dengan bisnis pada umumnya, untuk memastikan bisnis berjalan dengan baik, harus ada pengelolaan dan pengembangan segala sesuatu yang berkaitan dengan bisnis tersebut. Ini bisa dilakukan dengan terus belajar dan mengaplikasikannya ke dalam bisnis yang sedang dikelola. Termasuk terus belajar dan beradaptasi untuk mengatasi masalah-masalah baru dan menemukan cara yang lebih baik untuk menjangkau pasar.
  6. Tetap harus bisa melalui hambatan dan tantangan. Menurut Wilda Yanti, yang dikenal juga sebagai Ratu Sampah, merupakan sociopreneur pengelolaan sampah di daerah Sentul, menyatakan bahwa untuk menjadi sociopreneur akan ada banyak hambatan dan tantangan yang misalnya berupa penolakan, seperti dirinya yang awalnya ide mengelola sampahnya sempat ditolak oleh keluarga dan suaminya. Namun akhirnya sebagai seorang sociopreneur, Wilda Yanti bisa melewati hambatan dan tantangan tersebut, dan menunjukkan bahwa idenya menghasilkan uang dan di saat yang bersamaan menyelesaikan masalah sosial, yaitu sampah.
  7. Ikuti dan kuatkan dengan panggilan jiwa. Masih menurut Wilda Yanti, panggilan jiwa seorang sociopreneur juga harus diperhatikan. Adakalanya sociopreneur tersebut merasa tidak bisa dihentikan oleh pihak manapun dan itu merupakan panggilan jiwa. Panggilan jiwa tersebut dapat menguatkan impian dan visi misi untuk menjadi seorang sociopreneur.