Rumah Nyaman dengan Hidup Minimalis ala Francine Jay

Menata barang dalam rumah sesuai fungsi akan membuat ruangan terasa nyaman (Sumber:Freepik)

Like

Pernah merasa bahwa rumah yang kamu tempati terasa terlalu sesak? Padahal rumah itu tidak berubah ukurannya dari pertama menempati hingga kini. Juga penghuninya tidak bertambah, hanya anggota keluarga inti saja. 

 
Jika pernah, kemungkinan jawabannya karena kamu memiliki terlalu banyak barang di dalam rumah. Banyak barang ternyata juga membuat banyak pikiran. 
 

Rumah Nyaman dengan Hidup Minimalis ala Francine Jay

Saatnya beralih ke hidup minimalis. Berikut tips hidup minimalis ala Francine Jay, dalam buku The Joy of Less atau Seni Hidup Minimalis:
 

1. Kenali Kegunaan Setiap Barang

Lihat sekeliling. Banyak barang yang memiliki fungsi sama namun tetap dipertahankan. Kamu harus segera memilih dan memilih barang-barang di rumah. 

Secara umum ada tiga fungsi barang yaitu pertama fungsional, yaitu bersifat praktis dan punya kegunaan dalam membantu menyelesaikan tugas. Kedua, dekoratif artinya bersifat memperindah. Ketiga emosional artinya memuaskan kebutuhan. 
 
Agar barang fungsional harus digunakan, jika tidak barang tersebut akan menjadi tidak berguna. Contoh mudah adalah piring atau wadah plastik yang jumlahnya puluhan.

Padahal anggota keluarga hanya 4. Namun, tentu ada barang yang memang harus ada dan diletakkan di sana. Seperti pemotong kuku, gunting, palu bahkan helm.

Mereka memiliki fungsi yang berbeda dan akan selalu diperlukan. Jadi, pastikan keberadaannya mudah ditemukan. 
 
Barang dekoratif akan berfungsi optimal apabila dirawat dan di tempatkan yang mudah terlihat. Tidak berdebu dan dihormati seluruh anggota keluarga.

Karena pada hakikatnya setiap manusia memiliki apresiasi estetik. Artinya selama menambah nilai keindahan rumah harus dipertahankan.


Misal, tanaman di dalam rumah yang berfungsi sebagai penyegar mata, foto pernikahan yang akan selalu mengingat momen bahagia bersama pasangan. 
 
Barang emosional ini yang harus diperhatikan lebih. Misal, tas yang beli di kota lain, vas bunga yang tidak terisi bahkan sarung kenangan sejak awal mahasiswa dulu.

Jika barang itu berharga dan membuat bahagia, letakkan di tempat yang jelas dan nikmati keberadaannya. Jika tidak? Barang itu harus segera disingkirkan.

Apalagi yang memiliki riwayat membuat hati tak nyaman, misal barang dari mantan. Segeralah singkirkan. 
 
Mulailah dengan berkeliling rumah dan ajak 'ngobrol' barang-barang di rumah. Tanyakan pada hatimu, barang itu berguna atau tidak, berfungsi memperindah atau tidak atau hanya emosional sesaat. Pokoknya taruh di sana saja. Tidak peduli kegunaannya. Inilah yang harus disingkirkan. 
 
 

2.  Sedikit Barang = Sedikit Stres

Konsep ini pada dasarnya adalah menghemat energi dan waktu. 

Jika semakin banyak barang di rumah, tentu harus meluangkan waktu membersihkan, menata dan menjaganya. 
 
Misal ada sepeda motor tiga di rumah. Semua harus dicuci setelah dipakai beberapa kali dan kotor, dibelikan bensin agar jalan, servis rutin, ganti oli juga bayar pajak setiap tahun. 
 
Barang banyak di rumah juga akan menyita waktu, uang dan energi. 

Misal baju lima jenis berbeda bahan. Harus membeli detergen khusus, menjemurnya penuh perhatian dan merelakan waktu tidur karena takut kepanasan terlalu lama yang merusak warna kain.

Jika sudah demikian, tentu waktu terasa cepat berlalu, uang semakin habis dan mudah lelah. Akibatnya stres di rumah semakin sering melanda. 
 
Artinya, mulailah kurangi barang dirumah sama dengan mengurangi stres di rumah. 
 
Jika barang semakin sedikit, tentu semakin sedikit pula strs yang muncul.