Akulturasi Budaya dalam Fashion ala Sabuya, Bisa Jadi Tren Kekinian?

Akulturasi budaya (Sumber gambar: Pexels)


Akulturasi budaya bisa dibilang sebagai proses ketika dua budaya berpadu dan menghasilkan bentuk baru tanpa harus menghapus identitas asli yang sudah ada. Konsep ini semakin relevan di era sekarang, terutama dalam dunia fashion. Terlebih lagi, peminat dunia fashion setiap tahunnya meningkat yang menjadikannya tren fashion kian berubah.

Generasi muda cenderung mencari sesuatu yang fresh dan kekinian, tetapi tetap ingin ada nilai historis serta emosional di dalamnya. Dari sinilah fashion berbasis akulturasi muncul sebagai jawaban.

Salah satu brand lokal yang berhasil menerapkan konsep ini adalah Sabuya. Brand ini menghadirkan produk-produk yang memadukan elemen etnik Nusantara dengan sentuhan modern yang stylish.

Hasilnya, lahirlah busana yang nggak cuma enak dipandang, tetapi juga membawa cerita tentang budaya Indonesia. Sabuya seakan membuktikan kalau pakaian bisa jadi media pelestarian budaya, bukan sekadar tren musiman.

Misalnya, penggunaan motif tradisional khas daerah yang dikombinasikan dengan potongan busana modern. Desainnya dibuat sederhana, tetapi tetap punya karakter kuat sehingga mudah dipakai di berbagai kesempatan.


Anak muda bisa memakainya ke kampus, kantor, sampai nongkrong santai bareng teman. Jadi, budaya nggak lagi terasa kaku atau kuno, melainkan bisa ikut hadir dalam aktivitas sehari-hari. 

Style yang kekinian dan beragam variasi model nya membuat Sabuya menjadi salah satu brand fashion yang wajib kamu miliki nih. Be-emers. 

Hal menarik lainnya, akulturasi budaya yang dihadirkan Sabuya bukan hanya soal tampilan luar. Lebih dari itu, ada makna tentang bagaimana budaya lokal bisa terus hidup lewat medium fashion.

Setiap kali seseorang memakai produk Sabuya, ada pesan yang ikut tersampaikan yaitu rasa bangga dan percaya diri terhadap warisan budaya Indonesia. Inilah nilai tambah yang membuat fashion berakulturasi punya daya tarik lebih dibanding sekadar busana trendi.

Jadi, Be-emers, menurut kamu gimana? Apakah akulturasi budaya dalam fashion ala Sabuya ini bisa jadi tren kekinian yang bikin kita makin percaya diri sekaligus bangga menggunakan produk lokal?

Yuk, spill pendapatmu di kolom komentar!