5 Cara Satinese Mengelola Limbah Fashion dalam Rangka Menjaga Lingkungan

Sisa Kain Satinese Diolah Kembali Jadi Aksesori Handmade (Sumber gambar: Instagram satinese.id)


Be-emers, kita semua tahu industri fashion punya sisi glamor yang memikat. Tapi di balik tampilan cantik sebuah pakaian, ada satu hal yang sering luput diperhatikan: limbahnya.

Mulai dari sisa kain, bahan yang tidak terpakai, sampai produk yang kualitasnya kurang sempurna semuanya bisa menumpuk kalau tidak ditangani dengan benar.

Satinese, brand yang dibangun oleh Mba Anggi Desthiati, punya cara sendiri untuk menghadapi isu ini. Bukan hanya demi keberlanjutan, tapi juga demi menghargai setiap bahan yang mereka gunakan.

Be-emers, Satinese selalu percaya bahwa setiap bahan yang masuk ke ruang produksi punya nilai. Bukan cuma dipakai, tapi dihargai.

Karena itu, mereka punya beberapa kebiasaan sederhana yang bisa kamu tiru kalau ingin mengelola limbah fashion dengan lebih bijak.


5 Langkah Pengelolaan Limbah Fashion ala Satinese

Berikut adalah 5 langkah mengelola limbah fashion ala Satinese yang bisa kamu tiru:



1. Sisa Kain Dijadikan Barang Baru

Setiap potongan kain kecil di Satinese tidak langsung berakhir di tempat sampah. Mereka pilah satu per satu, lalu mengubahnya jadi aksesori, detail tambahan, atau elemen kecil yang mempercantik koleksi inti. Kadang dari potongan kecil justru lahir ide besar.
 

2. Produksi yang Disesuaikan dengan Kebutuhan

Di Satinese, produksi bukan soal mengejar kuantitas. Mereka tidak terbiasa menumpuk stok hanya agar terlihat siap jual.

Setiap koleksi dibuat sesuai kebutuhan kadang batch-nya kecil, kadang bahkan hanya berdasarkan pre-order.

Ritme seperti ini bikin pemakaian bahan jauh lebih terukur, dan setiap produk yang lahir memang punya tujuan, bukan sekadar memenuhi gudang.
 

3. Barang Minor Tetap Diupayakan Jadi Layak Pakai

Setiap kali ada produk yang kurang sempurna, Satinese tidak buru-buru meminggirkannya. Mereka cek satu per satu, melihat bagian mana yang masih bisa diperbaiki.

Kalau hanya ada detail kecil yang kurang rapi, item itu biasanya dialihkan ke kategori minor dengan harga yang lebih ramah. Pendekatan ini membuat pakaian yang sebenarnya masih oke tidak terbuang percuma.