Gejala yang Menunjukkan Bisnis Anda Mulai Sakit dan Bagaimana Mengatasinya – Part 1

Waspadalah dengan gejala penyakit di bisnis Anda

Like

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Sebagai seorang pemimpin bisnis yang handal, kita harus bisa mendeteksi potensi masalah dan mengambil tindakan yang tepat sebelum masalahnya meledak.

Berikut adalah gejala-gejala yang harus diwaspadai dalam manajemen:
 

1. Pemimpin sibuk kepada pekerjaan rutin
Pemimpin-pemimpin bisnis (manajer, direktur, atau owner) yang terus menerus sibuk menangani pekerjaan rutin (administrasi, turun ke lapangan yang berlebihan) akan kehabisan waktu untuk menganalisa keadaan, rentan melakukan kecerobohan, kurang tanggap jika muncul peluang penting, atau salah dalam mengambil keputusan.

Ketika melihat gejala ini, maka segeralah delegasikan pekerjaan rutin yang ada dan buatlah sistem/prosedur yang lebih baik di operasional perusahaan. Sehingga, Anda sebagai pemimpin bisa mendapat banyak waktu luang yang dapat digunakan untuk berpikir lebih keras guna memecahkan masalah dan menciptakan terobosan yang kreatif.


2. Komplain bertambah
Munculnya komplain terhadap produk atau servis Anda adalah tanda adanya masalah yang harus segera diperbaiki, entah dalam metode kerja, managemen waktu, atau kontrol kualitas. Banyak pengusaha cuek atau lambat bergerak ketika adanya komplain dari customer.


Padahal, komplain adalah masukan yang harus kita gunakan untuk bertumbuh lebih maju. Terimalah komplain bagaikan emas yang berharga, dan jangan tunda untuk mengambil tindakan perbaikan. Jika tidak diperbaiki, customer perlahan-lahan akan menjadi kecewa dan membeli dari tempat lain.

Baca Juga: Ini Tanda Kamu Sudah Memberikan Nilai Lebih untuk Customer

3. Cash Flow mulai tidak seimbang
Jika dalam 1 transaksi Anda memberikan 1 bulan termin pembayaran kepada customer, sedangkan Anda harus melunasi suplier dalam waktu 1 minggu, darimanakah Anda harus melunasinya? Tentunya Anda akan mengambil tabungan modal usaha.

Bagaimana jika transaksinya semakin membesar, apakah modal yang disetor pun harus selalu ikut membesar? Tentunya resiko pun akan bertambah jika customer Anda gagal melunasi.

Solusinya, kita harus pandai dalam bernegosiasi dengan customer dan suplier, agar customer bisa segera membayar dan kita diberikan keringanan termin oleh suplier, sehingga kas bersih akan mengendap di rekening Anda. Tentu transaksi baik seperti ini tidak mungkin selalu berhasil diraih, namun harus diingat bahwa kita perlu mengimbangi cash flow kita demi mencapai kondisi keuangan yang sehat.

Sebagai tambahan, berhati-hatilah menerima order besar yang mempunyai termin panjang, karena sangat beresiko jika adanya keterlambatan atau kegagalan dalam pembayaran. Cek dahulu kredibilitas sang pembeli, misal sejarah pembayarannya kepada kita atau orang lain, atau nama baiknya di masyarakat.

Sebagai seorang pemimpin kita tidak boleh ceroboh dan meremehkan masalah. Penyakit yang sudah parah akan berakibat fatal karena sulit diobati. Maka, ambilah tindakan sebelum terlambat.

Penulis : Edwin Lucas, entrepreneur and writer. Instagram @3d_w1n