Grab Lebih Pilih Danai LinkAja, Begini Kata Bos OVO

Online Driver - Canva

Online Driver - Canva

Like

Selama ini, para pengguna aplikasi Grab, pasti sudah terbiasa untuk melakukan transaksi pembayaran dengan OVO.

Namun, baru-baru ini, publik dibikin kaget nih sama keputusan Grab, yang ternyata telah menjadi pemegang saham di platform LinkAja. Adapun, buat kamu yang belum tahu, LinkAja merupakan layanan uang elektronik berbasis aplikasi, sama halnya seperti OVO.

Grab diketahui ikut andil dalam pendanaan seri B LinkAja. Platform yang dibangun sama tiga bank BUMN dan Telkomsel tersebut berhasil mengumpulkan Rp1,4 triliun dari pendanaan tersebut.

Padahal, OVO diketahui sudah menjadi bagian dari ekosistem dompet digital Grab.

Menurut Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra, dikutip dari Bisnis, lini bisnis yang mereka jalani sebenarnya bertujuan untuk mempercepat inklusi keuangan berbasis digital.


Nah, Karaniya menilai, dengan adanya fintech lain -seperti LinkAja- sebagai mitra strategi, hal itu justru jadi peluang baik. Soalnya, hal itu bakal bikin semakin banyak pengguna dompet digital bisa merasakan kemudahan untuk bertransaksi.

Bukannya kecewa, pihak OVO sendiri malah mendukung adanya kolaborasi dari Grab maupun LinkAja nih, Be-emers. Karaniya juga yakin kalau kolaborasi jadi kata kunci untuk mendorong peningkatan penetrasi, merealisasikan transformasi digital, serta inklusi keuangan serta mendorong pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19.

Baca Juga: Upaya Raup Peluang, GoPay dan OVO Bakal Perbanyak Kolaborasi
 

Strategi dan Prestasi OVO

Sementara itu, dari internal OVO sendiri, pihaknya terus mengembangkan ekosistem dan keberadaannya sebagai platform pembayaran.

Karaniya menuturkan kalau strategi ekosistem terbuka OVO fokus sama kebutuhan dan kenyamanan pengguna. Hal itu pun mampu mendorong pertumbuhan kinerja OVO yang masih positif, meski di tengah pandemi Covid-19.

Nah, salah satu kuatnya layanan OVO adalah terpilihnya perusahaan sebagai salah satu dompet digital dalam program raksasa pemerintah insentif Prakerja. Bahkan, layanan ini mendapatkan pengakuan dari Contact Center World lho, Be-emers!

Adapun, berdasarkan data OVO, penetrasi e-cash oleh semua penyedia uang elektronik pada 2019 baru tercatat sebesar 15,9 persen. Angka ini masih jauh dari tujuan menciptakan ‘cashless society’ sebagai bagian transformasi digital dan inklusi keuangan Indonesia.

OVO meyakini dengan semakin berkembangnya pemain uang elektronik, semakin banyak fitur berkembang, maka semakin banyak pula pengguna dompet digital mendapat kemudahan.

Baca Juga:  Sekarang Pelanggan Blibli Dapat Bertransaksi Menggunakan OVO Loh!