Driver Grab dan Gojek berbaris menunggu pesanan di Pisang Goreng Bu Nanik - Bloomberg/Dimas Ardian
Likes
Layanan pesan antar makanan online kian hari makin banyak penggemarnya saja ya, be-emers. Dari yang mulanya jarang pesan, kini berubah jadi kebiasan dan ketagihan deh.
Banyak faktor yang membuat mereka jadi seperti itu. Mulai dari kemudahan mencari makanan yang diinginkan, hingga promo yang membuat harga sekali pesan lebih murah sekian persen sehingga terkadang membuat konsumen gelap mata.
Apalagi, beberapa waktu yang lalu diterapkan Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB) di sejumlah kota besar di Indonesia. Para pekerja diminta untuk bekerja dari rumah, begitu juga siswa dan mahasiswa diminta belajar dari rumah.
Momen PSBB inilah yang rasa-rasanya membuat layanan pesan antar makanan online kian jadi primadona. Baik itu bagi konsumen agar tetap bisa berburu kuliner dan bagi mitra untuk terus memutar roda bisnisnya walau di tengah pandemi.
Meskipun kini telah dilakukan pelonggaran PSBB sejumlah kota, orang-orang diperkirakan tetap lebih hati-hati untuk keluar rumah. Pemikirannya sederhana, "Ya kalau bisa dilakukan dari rumah, kenapa harus keluar?"
Di sini nih letak betapa besarnya prospek layanan pesan antar makanan online menjadi ujung tombak strategi pemasaran bisnis kuliner dalam era kenormalan baru.
Cara Jadi Mitra Layanan Pesan Antar Makanan Online
Berdasarkan data kilas balik Gojek sepanjang 2019, menu yang paling banyak dipesan adalah es kopi susu, paket ayam geprek, dan nasi goreng. Kalau dilihat-lihat, menu kulineran yang paling laku ternyata umum banget ya.Berarti semua orang juga punya peluang untuk meraih cuan dong ya? Benar sekali, semua restoran, baik dari bintang lima sampai yang kaki lima. Kamu pun bisa, asalkan mampu meracik resep yang enak dan mengemasnya dengan ciamik ya.
Syarat yang terpenting, kamu harus menjual produk yang sudah siap konsumsi dan bukan produk pre-order. Semua jenis makanan dapat dijual, tapi tetap harus sesuai dengan peraturan pemerintah.
Bagaimana jika kamu ingin memuli bisnis kuliner tapi belum punya lokasi penjualan?
Tenang, GoFood dan GrabFood memberikan kemudahan agar kamu bisa berjualan meski tidak memiliki meja atau tempat untuk makan di tempat.
Syaratnya sih nanti akan diminta untuk menunjukkan dapurnya seperti apa dan di depan rumah diminta untuk dipasang spanduk atau plang agar mudah ditemukan.
Terdapat dua operator besar di Tanah Air yang bersaing ketat dalam memperebutkan dominasi di sektor layanan pesan antar makanan online. Gojek hadir lewat GoFood, sementara GrabFood mengibarkan bendera lewat GrabFood.
Dalam menjalin kerja sama dengan mitra, Gojek membuat aplikasi GoBiz dan Grab meluncurkan GrabMerchant. Keduanya merupakan super app khusus untuk para pengusaha di Indonesia termasuk dalam mengelola bisnis kuliner.
Sebelum mendaftar jadi mitra, beberapa dokumen yang perlu kamu siapkan adalah salinan KTP, NPWP, dan halaman pertama buku tabungan dalam format digital. Jangan lupa, siapkan juga foto selfie sambil memegang KTP ya.
Tahapan menjadi mitra GoFood atau Grab Food bagi badan usaha perseorangan sebenarnya hampir sama. Awalnya, kamu akan diminta untuk mengisi informasi nama restoran, data personal mengenai pemilik, dan data pembayaran.
Selanjutnya, isi data lengkap mengenai outlet kamu meliputi nama, lokasi, kategori resotran atau industri rumahan, serta kontak telepon dan email. Setelah semua data sudah diisi lengkap, pihak aplikator akan melakukan verifikasi dan mengirimkan perjanjian kerja sama.
Kamu harus sabar menunggu sampai perjanjian kerja sama itu sampai ke kotak masuk email. Setelah kamu terima, jangan lupa tanda tangani kontrak itu dan kirim kembali ke pihak aplikator.
Proses verifikasi dan pembuatan outlet restoran di aplikasi kurang lebih memakan maksimal 7 sampai 14 hari jam kerja. Nah, setelah proses verifikasi dan aktivasi rampung, barulah kamu mulai bisa berjualan.
Alasan Bisnis Kuliner Kamu Bakal Makin Cuan
Ada beberapa alasan mengapa banyak mitra pengguna GoFood atau GrabFood mengaku omzet penjualannya merekot setelah menggunakan layanan pesan antar makanan online.Pertama, konsumen dapat mengetahui setiap tempat kuliner yang ada di dekat mereka dengan mudah. Tentu ini sangat lebih praktis daripada harus capek-capek ke luar rumah kan.
Kedua, baik GoFood dan GrabFood sama-sama sudah membuat daftar resotran berdasarkan kategori, lokasi terdekat, dan seberapa besar rating yang dimiliki. Hal ini membuat kulineran nikmat tapi letaknya tersembunyi dapat lebih mudah ditemukan.
Ketiga, banyaknya tawaran promo memicu konsumen makin terbiasa untuk membuat pesanan lewat layanan aplikasi antar makanan online. Di samping itu, para mitra pun ikut untung karena mendapat bantuan dalam mempromosikan dagangan mereka.
Beberapa Hal yang Perlu Diketahui
1. Dari Mana Datangnya Promo?
GoFood dan GrabFood memang beberapa kali membagikan kupon promo atau diskon ke konsumen yang dapat digunakan di berbagai tempat. Namun, mitra juga dapat memberikan diskon mereka secara mandiri.Kalau di GoFood, pilihan diskon yang dapat dipilih oleh mitra mulai dari diskon per menu, total belanja, atau ongkir. Mitra pun juga dapat mengikuti rekomendasi promo dari GoJek sesuai kebutuhan.
Nah, untuk soal biaya promo GoFood, mitra bisa memulai dari Rp100.00 sampai Rp10 juta. GoFood dalam situsnya menjelaskan bahwa 100% promo yang ditawarkan itu ditangung oleh mitra. Pihak GoFood tidak memberikan subsidi sama sekali.
Lantas, bagaimana dengan di GrabFood? Nah, aplikasi asal Singapura itu memungkinkan mitra membuat promo baik dengan presentase diskon atau diskon yang menggunakan angka tetap.
Gambaran beberapa contoh promo di GrabFood seperti ini ya. Kampanye Tematik itu untuk diskon 20% saat tanggal muda dan Paket untuk menggabungkan menu yang populer dengan jarang dibeli.
Contoh promo GrabFood yang lain yaitu, Item Diskon untuk menawarkan promo pada item menu tertentu dan Menu Spesial diterapkan untuk meningkatkan permintaan di luar jam sibuk.
2. Pajak Restoran
Jika baru dalam bisnis kuliner, kamu harus tahu bahwa setiap transaksi dagang merupakan objek kena pajak. Nah, salah satu badan usaha yang dikenai pajak adalah restoran.Lantas bagaimana kalau kamu jualnya dalam format coffe shop atau warung? Tentu tetap dikenakan pajak dong ya. Soalnya, definisi restoran itu mencakup kafetaria, rumah makan, coffe shop, warung, bar, dan bisnis kuliner.
Nah, setiap transaksi di restoran akan dikenai Pajak Restoran atau PB1 dengan besaran 10%. Tenang, yang memiliki kewajiban membayar pajak restoran itu pendapatannya di atas Rp200 juta per tahun kok.
Namun, kamu tetap harus siap-siap aja ya. Siapa tahu kan omzet penjualan kamu bisa lebih dari angka tersebut. Amin.
3. Biaya Jasa Aplikator
Hal paling utama yang perlu kamu perhatikan saat menjalin kemitraan dengan GoFood atau GrabFood adalah mengenai biaya jasa aplikator. Kedua layanan tersebut sama-sama memberlakukan potongan sebanyak 20?ri setiap pesanan.Ingat, aturan potongan itu tidak memasukkan pajak restoran dan service charge atau biaya pelayanan.
Apabila GoFood memperbolehkan mitra mengenakan pajak restoran dan service charge, maka GrabFood justru sebaliknya. Mereka tidak memperbolehkan adanya pengenaan biaya service charge bagi konsumen.
Apakah mungkin GrabFood berpikir karena konsumen enggak makan di tempat kali ya?
Simulasi untuk biaya jasa aplikator pada setiap pesanan kurang lebih seperti ini. Misalnya, satu kali pesanan dari konsumen harganya Rp45.000. Pesanan itu bisa terdiri dari beberapa menu, pajak restoran, dan service charge kalau ada.
Setelah dikenakan potongan 20%, maka GoFood atau GrabFood akan mendapatkan bagiannya sebanyak Rp9.000 dan kamu mendapatkan selebihnya sebesar Rp36.000.
4. Harga Per Menu Perlu Dinaikkan?
Jelas, kamu akan rugi kalau tidak menaikkan harga pada layanan pesan antar makanan online. Ya bagaimana lagi, soalnya ada potongan yang diberikan oleh pihak GoFood maupun GrabFood sih. Jadinya kalau kamu mau tetap bisa bertahan, ya disarankan menaikkan menu sekitar 20% sampai 30?ri harga normal.
Agar kredibilitas bisnis terjaga, kamu disarankan rutin memperbarui setiap aspek informasi seperti ketersediaan produk, harga yang pasti, hingga ada tidaknya biaya pajak dan service charge pada total harga pesanan.
Hal ini sangat penting kamu perhatikan untuk menghindari ketidaksesuaian antara harga menu di restoran dan pada aplikasi. Kalau harganya tidak sesuai kan bisa saja dapat ulasan yang belum tentu positif dari konsumen.
Setelah mengetahui sekilas mengenai seluk beluk berbisnis kuliner mengandalkan layanan pesan antar makanan online, gimana nih tanggapan be-emers?
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.