Nikah Murah di Tengah Pandemi? Ini Hitung-Hitungan Biayanya

Ilustrasi menikah di tengah pandemi Covid-19 - Pexels

Like

Memang, yang namanya menikah itu enggak gampang ya, Be-emers. Soalnya, ada banyak proses yang harus dilalui dan berbagai aspek perlu dipertimbangkan.

Sebaiknya Be-emers harus mengenal lebih dalam dan bisa saling mengerti satu sama lain terlebih dahulu, baik dengan pasangan maupun keluarganya.

Kemudian, sebaiknya kalian juga mulai membicarakan berbagai rencana setelah menikah, mulai dari pembagian tanggung jawab hingga cara mengasuh anak.

Setelah kalian dan keluarga sudah mulai yakin satu sama lain, barulah kita bisa membicarakan rencana pernikahan itu sendiri. Mau konsepnya seperti apa dan berapa besaran biaya yang harus dikeluarkan.


Mempersiapkan Pernikahan

Layanan direktori pernikahan Bridestory pada 6 April 2020 lalu merilis Ikhtisar Data Industri Pernikahan 2019. Riset tersebut mengulas bagaimana pasangan di Indonesia menginvestasikan waktu, energi, dan dana untuk mewujudkan pernikahan impian mereka.

Riset tersebut melibatkan 180.000 responden yang tersebar di Indonesia dengan persentase 82,8% perempuan dan 17,2% pria.


Dari riset tersebut, terdapat 37,7% responden yang mengaku memerlukan lebih dari 1 tahun untuk mempersiapkan pernikahan. Lalu, sebanyak 25,3% responden menyebut menghabiskan waktu persiapan 9 sampai 12 bulan.

Sisanya, 15,7% responden mengaku perlu waktu 6 sampai 9 bulan, 16,2% lainnya memerlukan waktu 3 sampai 6 bulan, dan ada 5,10% responden yang menyatakan kurang dari 3 bulan untuk mempersiapkan pernikahan.


Siapa yang Menanggung Biaya Pernikahan?

Sebanyak 38,9% responden mengaku bahwa yang menanggung biaya pernikahan adalah pengantin pria dan wanita. Pada urutan berikutnya, 23% responden menyatakan bahwa pengantin pria yang menanggung pernikahan. 

Kemudian, sebanyak 21,4% mengaku biaya pernikahan berasal dari orang tua pengantin wanita dan 15,4% responden mengaku dari orang tua pengantin pria.

Hanya 0,6% responden yang mengaku bahwa biaya pernikahan mereka berasal dari dana anggota keluarga lain dan 0,5 persen berasal dari pengantin wanita.


Biaya Pernikahan untuk Apa Saja?

Memang biaya pernikahan itu digunakan untuk apa saja sih? Nah, sebanyak 40% responden menyampaikan untuk kebutuhan menyewa gedung dan biaya katering. 

Setelah itu untuk biaya dekorasi dan pencahayaan sebesar 15%, fotografi dan video 10%, serta baju dan sepatu pengantin 7%.

Barulah kemudian biaya dialokasikan untuk wedding planner, cincin dan mas kawin, jasa pengantin, fotografi dan video prewedding, MC dan hiburan, souvenir, hingga undangan. Rinciannya bisa Be-emers atur sendiri ya.

Dalam mempersiapkan dana, sangat disarankan agar Be-emers juga menyisihkan kurang lebih 10?ri total bujet biaya pernikahan untuk mengantisipasi kebutuhan tidak terduga.


Jumlah Tamu yang Diundang 

Mari kita bergeser ke jumlah rata-rata tamu yang diundang dalam suatu pernikahan. Sebanyak 49,32% responden mengaku kisaran tamu yang mereka undang antara 100 sampai 500 tamu. 

Responden yang mengundang antara 500 hingga 1.000 tamu juga cukup banyak, sebesar 42,46%. Sementara yang mengundang 50 sampai 100 tamu 5,8?n 0,57% responden mengaku mengundang kurang dari 50 tamu. 

Kalau Be-emers penasaran, ternyata responden yang mengundang lebih dari 1.000 tamu ada 1,85%. Nah, Be-emers sudah punya sedikit gambaran ingin mengundang berapa tamu kan?

 

Menghitung Biaya Pernikahan

Jumlah tamu yang akan Be-emers undang juga dapat menjadi patokan berapa besaran biaya yang akan dihabiskan.

Namun, setiap kategori biaya pernikahan entah yang ekonomis atau mewah, hingga jumlah tamu yang diundang dari 50 sampai 1.000 orang, biayanya berbeda ya.

Misalnya gini, bila memilih kategori ekonomis, Be-emers dapat menyiapkan dana mulai dari Rp12,5 juta sampai Rp250 juta. Sedangkan untuk kategori menengah, anggaran yang perlu disiapkan Rp25 juta hingga Rp500 juta.

Kalau masih ingin naik kelas lagi, Be-emers dapat mengalokasikan dana mulai dari Rp75 juta hingga Rp1,5 miliar untuk kategori biaya pernikahan premium dan Rp250 juta sampai Rp5 miliar untuk kategori mewah.

Gimana tanggapan Be-emers dengan berbagai kategori rincian pernikahan di atas? Masih terjangkau atau perlu nabung beberapa tahun dulu nih untuk bisa menikah?


Nikah pada Era New Normal

Ada solusi kalau Be-emers ingin menikah dengan biaya yang lebih murah. Kondisi pandemi Covid-19 yang masih mengancam dunia dan Indonesia dapat memangkas biaya untuk menyelenggarakan pernikahan. 

Soalnya, berdasarkan Surat Edaran Kementerian Agama Nomor P-006/DJ.III/HK.00.7/06/2020 tentang Pelayanan Nikah Menuju Masyarakat Produktif Aman Covid-19, pelaksanaan akad nikah di masjid atau gedung maksimal hanya boleh dihadiri 30 orang.

Itu pun dengan catatan bahwa kehadiran orang-orang hanya mencakup 20?ri kapasitas ruangan. Pasalnya, penghulu wajib menolak pelayanan jika pada pelaksanaan akad nikah pihak penyelenggara tidak dapat memenuhi standar protokol kesehatan.

Alokasi 40?na untuk sewa gedung dan katering bisa berkurang secara drastis atau dipangkas sama sekali nih gara-gara minimnya jumlah tamu yang dapat hadir secara langsung. 

Kalau Be-emers sudah terlanjur menyiapkan anggaran untuk pernikahan, coba dilihat ulang kembali.

Coret biaya yang memang tidak diperlukan dalam pernikahan pada era new normal. Misalnya seperti anggaran untuk sewa gedung, bayar katering, dekorasi pesta, souvenir, dan lain sebagainya.

Kemudian, hitung kembali berapa total dana untuk biaya pernikahan pada era new normal dan berapa sisanya. Nah, sisanya mungkin dapat dialokasikan untuk bulan madu kalau pandemi ini sudah benar-benar berakhir.

Terus gimana dong kalau sudah terlanjur DP atau bayar uang untuk sewa gedung? Be-emers dapat menjajal konsep pernikahan berikut ini.
 

Mengenal Konsep Wedding Virtual

 

Sekarang ini sedang populer istilah Virtual Wedding atau pernikahan online. Berdasarkan liputan sejumlah media massa, konsep ini pertama kali muncul dan viral di Yogyakarta pada 12 Mei 2020. 

Secara garis besar, Virtual Wedding adalah akad nikah atau resepsi pernikahan yang pengambilan gambarnya disiarkan secara langsung dan dilakukan di studio atau gedung dengan dikelilingi green screen

Latar belakang dengan green screen digunakan untuk dekorasi pernikahan yang bisa diubah sesuai kebutuhan.

Tamu undangan dalam Virtual Wedding hadir melalui aplikasi video konferensi macam Zoom atau layanan sejenisnya untuk menerapkan pembatasan fisik. 

Bila para tamu ingin memberi amplop kepada mempelai, barcode maupun nomor rekening dapat ditampilkan pada layar.

Sementara kalau untuk urusan katering dan souvenir, bisa saja tetap disediakan dengan cara mengirimkannya ke alamat tempat tinggal para tamu.

Nah, biaya untuk menyelenggarakan Virtual Wedding masih tergolong cukup bersahabat kok. 

Be-emers sudah dapat melangsungkan pernikahan online dengan biaya mulai dari Rp7,5 juta. Itu sudah termasuk perangkat untuk siaran langsung, sound system dan pencahayaan, serta operator.

Perlu diingat, harga di atas baru untuk biaya siaran langsung ya. Kalau tetap ingin menyewa gedung, ada kok yang menyediakan paket mulai dari harga Rp30 juta sampai Rp70 juta.

Mungkin enggak kalau yang sudah terlanjur bayar sewa gedung dialihfungsikan menjadi konsep Virtual Wedding?
 
Apabila Be-emers ingin lebih berhemat lagi, coba saja beli paket Zoom premium per bulan dengan harga US$14,99 atau bila dirupiahkan kurang lebih Rp210.879.

Sementara untuk urusan operasional dapat meminta bantuan keluarga. Lumayan juga kan, makin memotong biaya pernikahan di tengah pandemi.

Singkat cerita, aturan pernikahan pada era New Normal justru bisa memangkas biaya yang sebelumnya harus Be-emers keluarkan. 

Namun, perlu dingat. Menerapkan protokol kesehatan dengan benar itu wajib hukumnya. Sehingga, jangan sampai deh menikah di tengah pandemi justru menjadi petaka.