BMW Akan Hentikan Produksi Mobil Berbahan Bakar Fosil

BMW Illustration Web Bisnis Muda - Image: Flickr

Like

Permasalahan seputar perubahan iklim (climate change) di seluruh penjuruh dunia nampaknya semakin serius dan semakin nyata seiringan kesadaran segala lini aspek.

Bersamaan dengan kesadaran tersebut, kini banyak lini aspek yang ingin terlibat dan juga berkontribusi dalam mewujudkan net zero emission atau pengurangan emisi gas buang.

Salah satunya adalah perusahaan otomotif asal Munich, Jerman yaitu BMW. Melansir dari Reuters, BMW dikabarkan akan menghentikan pembuatan mobil berbahan bakar fosil di pabrik utamanya di Munich pada tahun 2024.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Milan Nedeljkovic selaku kepala produksi pada Jumat, (22/10/2021) bersamaan dengan konferensi yang menandai dimulainya produksi mobil listrik BMW i4.

Kendati demikian, BMW juga menyampaikan bahwasannya di tahun 2023, setengah dari kendaraan yang diproduksi di Munich paling tidak sudah dialiri listrik baik berupa baterai ataupun plug-in hybrid.


Realisasi ini juga bersamaan dengan rencana BMW untuk mengurangi produksi mobil berbahan bakar fosil sebanyak 70.000 hingga 90.000 pada tahun ini seiring dengan permasalahan akan kekurangan chip yang juga melanda seluruh produsen mobil di seluruh dunia.

BMW juga mengharapkan kepada produsen mobil lainnya agar memenuhi target untuk setidaknya penjualan mobil listrik baru dunia mencapai 50 persen di tahun 2030 seiringan dengan usulan larangan efektif Uni Eropa (EU) untuk pemberhentian mobil berbahan bakar fosil mulai tahun 2035.
 

Larangan Mobil Berbahan Bakar Fosil

Menghimpun dari Gulf, Uni Eropa telah mengusulkan larangan efektif seputar penjualan mobil bensin dan diesel baru mulai tahun 2035 sebagai wujud mempercepat peralihan kendaraan tanpa emisi atau electric vechiles sejak bulan Juli lalu.

Larangan efektif seputar usulan pengurangan 100 persen emisi pada tahun 2035 tersebut akan diberlakukan di 27 negara.

Sebagai langkah awalnya, Uni Eropa mengusulkan terhadap penyusunan undang-undang yang mengharuskan negara-negara untuk memasang titik pengisian bahan bakar listrik setiap 60 kilometer di sepanjang jalan utama pada tahun 2025.

Komisi Uni Eropa juga telah merancang perkiraan dana yang harus dikeluarkan seputar implementasi pembuatan titik pengisian bahan bakar listrik tersebut sebesar $95 miliar hingga $142 miliar.

Uni Eropa juga melibatkan beberapa pihak dalam larangan efektif ini dengan melibatkan sebuah perusahaan nirlaba yang bekerja dengan bisnis dan pemerintah untuk mengatasi perubahan iklim yaitu Climate Group hingga IHS Markit.

Nah, kira – kira bagaimana ya realisasi dari berbagai macam produsen otomotif dengan regulasi tersebut ya, Be-emers?