Sejarah Black Friday: Mulai dari Krisis Keuangan hingga Diskon Rutin Tahunan

Black Friday Illustration Web Bisnis Muda - Image: Vecteezy

Like

Menuju penghujung tahun, memang seringkali ditemukan berbagai macam promo hingga diskon yang disediakan oleh berbagai macam sektor industri.

Keberadaan diskon di penghujung tahun ini memang merupakan sebuah simbiosis mutualisme baik untuk toko yang dalam rangka menghabiskan produk karena season yang sudah ingin berakhir hingga untuk pelanggan yang dapat lebih mengoptimalisasikan biaya yang harus dikeluarkan.

Seperti pada salah satu momentum diskon besar – besaran dipenghujung tahun yang mungkin dilasaknakan hampir di seluruh penjuruh dunia atau lebih dikenal sebagai “Black Friday”

Namun siapa sangka, ditengah euforia momentum Black Friday tersebut, ternyata terselip suatu tragedi asal-muasal keberadaan Black Friday yang ternyata cukup memprihatinkan, lho, Be-emers!
 

Sejarah Black Friday

Mengutip dari Bisnis, momentum Black Friday diketahui selalu dirayakan setiap hari Jumat pada minggu terakhir di bulan November yang bertepatan sehari setelah perayaan Thanksgiving.

Dengan begitu, adapun perayaan momentum Black Friday tahun ini jatuh pada 26 November 2021.


Namun jauh sebelum itu, ternyata istilah Black Friday tersebut pernah digunakan pada tahun 1869 dimana terdapat suatu tragedi krisis keuangan Amerika Serikat yang ditandai dengan harga emas yang anjlok hingga membuat para petinggi Wall Street bangkrut.

Diketahui kedua petinggi Wall Street tersebut adalah Street Jim Fisk dan Jay Gould, dimana seusai tragedi tersebut berpengaruh kepada kehancuran terhadap perekonomian AS.

Lama tak terdengar, akhirnya istilah Black Friday kembali terdengar pada periode tahun 1950 hingga 1960 dimana kota Philadelphia diserbu oleh para wisatawan yang sedang berlibur dalam rangka merayakan Thanksgiving.

Pada saat itu Departemen Kepolisian Pihladelphia sangat kewalahan dalam mengatur lalu lintas dan keramaian hingga pada saat itu istilah Black Friday digunakan untuk “kode” dalam menandai kewaspadaan terhadap hari Jumat setelah Thanksgiving.

Terlebih lagi, pada saat itu banyak sekali perampokan dibeberapa pusat perbelanjaan hingga mengakibatkan beberapa toko mengalami kerugian.

Melihat permasalahan tersebut, beberapa toko tersebut akhirnya menyikapi hal tersebut dengan menyelenggarakan diskon Black Friday yang diharap dapat meminimalisir pencurian.

Selain itu, jika dilihat dari sudut pandang toko penyelenggara diskon tersebut, istilah Black Friday juga dijadikan sebagai sebuah harapan tersendiri untuk meraup keuntungan. Hal tersebut didasari dari pencatatan rincian akuntansi yang mana warna hitam menandakan keuntungan dan warna merah menandakan kerugian.

Sejak saat itu hingga mungkin sampai saat ini, Black Friday selalu ditandai dengan diskon tahunan yang rutin diadakan oleh beberapa toko di hampir seluruh penjuruh dunia.

Gimana tanggapanmu, Be-emers?