Begini Caranya Jika Ingin Menjadi Golongan Orang Kaya

Like

“Kekayaan seseorang bisa dilihat dari seberapa banyak investasi yang dimilikinya.”

Siapakah yang lebih kaya? Pengusaha atau karyawan? Jika ada pertanyaan seperti ini, tentu bingung bagaimana menjawabnya ya. Karena ukuran kekayaan seseorang itu tidak terletak dari profesi seseorang. Tidak juga dari jabatan seseorang, atau seberapa besar gajinya, kepopulerannya, serta seberapa banyak barang bermerek yang dimilikinya.

Walaupun jika diperhatikan penghasilan pengusaha lebih besar dan tak terbatas dibandingkan penghasilan karyawan, namun jika pengusaha tersebut tidak mampu mengendalikan pengeluarannya serta mengelola keuangannya dengan baik, maka mungkin saja karyawan memiliki kekayaan yang lebih dengan penghasilannya yang terbatas dan pas-pasan.

Inti dari semua itu adalah pengelolaan keuangan yang baik dan bijak. Sekecil apapun penghasilan yang diperoleh, jika dikelola dengan baik, maka hasilnya akan cukup dan malah bisa disisihkan untuk tabungan dan investasi. Dilihat dari cara seseorang dalam mengelola keuangannya, maka tipe orang dapat dikategorikan menjadi 3 golongan, yaitu:

1. Golongan orang miskin. Golongan ini memiliki cara pengelolaan keuangan yang buruk, karena berapa pun penghasilan yang diperolehnya akan selalu habis untuk pengeluaran, tanpa sisa. Jumlah uang yang masuk sama dengan jumlah uang yang keluar.

2. Golongan orang menengah. Golongan ini cenderung menggunakan sebagian kecil penghasilannya untuk barang-barang konsumtif. Lalu sisa uangnya dihabiskan untuk hal-hal lainnya.

3. Golongan orang kaya. Golongan ini mengelola keuangannya dengan baik. Seperempat dari penghasilannya digunakan untuk barang konsumtif. Lalu seperempatnya lagi digunakan untuk harta produktif, seperti dana pendidikan, asuransi, reksadana, dan lain-lain. Kemudian sisanya baru digunakan untuk hal lainnya.

Kategori di atas berlaku bagi semua orang yang berpenghasilan, baik yang penghasilannya sedikit maupun yang memiliki penghasilan besar. Sebesar apapun penghasilanmu, namun jika dikelola seperti golongan orang miskin, maka kamu tidak akan pernah bisa menjadi orang kaya.

Jika ingin menjadi bagian dalam golongan orang kaya, maka sebaiknya kelola keuanganmu layaknya yang dilakukan oleh golongan orang kaya tersebut. Gunakan seperempat dari penghasilanmu untuk harta produktif, seperti asuransi, reksadana, investasi, dan lain sebagainya.

 

5 Cara Bijak Mengelola Keuangan

1. Dengan memiliki investasi sebanyak mungkin.

Dari sekian banyak pilihan investasi, sebaiknya pilihlah investasi yang memiliki banyak kelebihan dari segi bisnis. Seperti, investasi properti, investasi saham di pasar modal, dan investasi melalui Manajer Investasi. Namun untuk memiliki ketiga investasi ini tentu saja jangan sampai asal-asalan ya. Ada tip dan strategi yang harus dimiliki jika ingin melakukan investasi, baik untuk properti, saham, maupun dalam memilih Manajer Investasi. Jangan sampai membeli properti yang tidak baik dari segi bisnis, atau salah membeli saham yang nilainya turun terus, ataupun salah memilih Manajer Investasi yang ternyata memiliki reputasi dan prestasi yang buruk.

2. Dengan cara menyiapkan dana untuk masa depan.
Jangan hanya memikirkan masa sekarang, namun pikirkan juga masa depan. Harus ada pos-pos pengeluaran yang disiapkan untuk masa depan, seperti membeli rumah, dana pendidikan, dana untuk menikah, dan yang penting dana pensiun.
Dana pensiun berguna untuk masa tua nanti. Masa di mana tenaga sudah tidak sekuat dulu lagi dalam bekerja dan mencari nafkah, di mana perusahaan mesti mengganti tenaga kita dengan yang lebih muda. Di saat itulah dana pensiun sangat berguna. Dana pensiun bisa berupa investasi seperti yang tadi dijelaskan sebelumnya, yaitu berupa properti yang bisa disewakan, bisa juga dengan membuka bisnis sendiri, investasi saham, reksadana, maupun asuransi unit link.

3. Mengatur pengeluaran.
Mengeluarkan uang memang lebih mudah dibandingkan menghasilkan uang. Jika ada uang, maka orang tersebut bisa berbelanja sesuai keinginannya. Namun jika tidak ingin menjadi golongan orang miskin, jangan membelanjakan seluruh penghasilanmu sampai habis tak bersisa, hanya karena “ingin”, bukan karena “butuh”. Untuk itulah pengeluaran itu perlu diatur.
Tak hanya perempuan yang boros dalam hal belanja, laki-laki pun begitu. Kebanyakan perempuan memang suka berbelanja. Namun biasanya mereka lebih menyukai barang yang lagi ada promo atau diskon. Sedangkan laki-laki, sekalinya belanja, biasanya harganya mahal. Jika perempuan umumnya boros untuk urusan penampilan, maka laki-laki cenderung boros untuk urusan hobi. Intinya sama saja toh! Kesimpulannya, cobalah untuk mengendalikan nafsu belanja dan keborosan masing-masing ya.

4. Mengendalikan keinginan.
Pengeluaran dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pengeluaran wajib, butuh, dan ingin. Bagian yang wajib biasanya merupakan pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, seperti beli beras, lauk, minum, dan lain-lain. Untuk pengeluaran yang butuh itu contohnya untuk beli bensin bagi yang memiliki kendaraan bermotor, beli pakaian karena yang lama sudah kekecilan, dan lain sebagainya. Bukannya membeli pakaian atau barang-barang karena lagi ada diskon. Itu sama saja dengan “ingin”, bukan “butuh”. Keinginan inilah yang perlu dikendalikan agar jangan sampai boros.

5. Memposkan pengeluaran.
Bagi yang belum tahu cara membagi dan memposkan pengeluarannya, sebaiknya sisihkan pengeluaran sesuai dengan prioritas ya. Pembagian untuk pos pengeluaran yang baik adalah 50% penghasilan digunakan untuk memenuhi biaya hidup. Bagi yang memiliki cicilan atau utang, ambil 30% penghasilan untuk membayarnya. Lalu 10% penghasilan diposkan untuk membayar premi asuransi, sedangkan 10% nya lagi disisihkan untuk tabungan dan investasi.

Bagi yang belum terbiasa mengelola keuangannya dengan cara seperti ini, memang akan sedikit kesulitan untuk membiasakan diri dan mempraktekkannya. Apalagi dalam hal mengendalikan keinginan untuk berbelanja. Dibutuhkan kesadaran diri dengan keterbatasan keuangan yang dimiliki. Namun tak ada salahnya untuk mencoba mengubah gaya hidup, khususnya dalam mengelola keuangan ke arah yang lebih baik.

Tak hanya niat dan tekad yang kuat, namun juga dibutuhkan kedisiplinan dan ketekunan dari diri sendiri jika ingin berubah. Jangan sampai kita berada di golongan orang miskin seumur hidup. Yuk, kelola keuanganmu dengan bijak, agar bisa menjadi golongan orang kaya yang bahagia.



*Sumber gambar: https://pixabay.com/id/users/stevepb-282134