Apa Itu Saham Gorengan?

saham gorengan

Like

Saham "gorengan" sedang menjadi sorotan pada otoritas bursa dan pasar modal. Apa itu saham "gorengan"?

Saham "gorengan" adalah saham dengan kualitas jelek yang telah direkayasa oleh sejumlah pihak yang lazim serta mengeruk keuntungan dalam jangka pendek.

Bukan masalah yang sulit untuk melihat sebuah saham gorengan atau tidak. Saham "gorengan" sejatinya bagaikan makanan gorengan seperti molen pisang, cireng, bakwan dan sebagainya yang akan semakin renyah jika digoreng dalam waktu lama.

Apalagi, jika digoreng menggunakan minyak bekas yang belum diganti dengan minyak baru. Namun, makanan yang digoreng tentu lebih tidak sehat bagi kesehatan dibanding dengan makanan yang direbus.

Nah, maka dari itu saham "gorengan" dapat diartikan sebagai saham perusahaan yang kenaikannya di luar kebiasaan pergerakannya dan sedang direkayasa oleh pelaku pasar dengan tujuan kepentingan tertentu.


Ciri-ciri dari saham gorengan yaitu tidak memiliki nilai fundamental yang bagus tetapi ditransaksikan seakan-akan saham tersebut mempunyai fundamental yang bagus. Biasanya, saham "gorengan" berfluktuasi pada waktu tertentu saja dan tidak dapat berlangsung secara jangka panjang.

Harga saham "gorengan" kerap naik dan turun sangat cepat. Biasanya, harga saham gorengan diperjualbelikan sangat murah.

Misalnya, harga saham X yang awalnya Rp100, tiba-tiba menjadi Rp500. Namun, hanya dalam hitungan jam saja, bisa anjlok di harga Rp50 per lembar saham

Saham "gorengan" kerap digerakkan oleh para Bandar. Mereka mengincar para investor untuk membeli saham tertentu agar harganya melonjak naik.

Misalnya, isu akuisisi saham perusahaan A kepada perusahaan B. Berdasarkan isu tersebut, investor ritel telah berbondong-bondong membeli sahamnya.

Maka, otomatis harga saham naik drastis. Nah pada saat itu, para Bandar untung besar, setelah saham dilepas harganya akan kembali anjlok.

Selain itu, saham "gorengan" seringkali terlilit utang, disuspensi Bursa Efek Indoneia, dan tidak terbuka pada publik. Kapitalisasi saham yang dimiliki juga jauh lebih kecil dibanding saham lainnya. Misalnya, saham B kapitalisasi Rp100 miliar, sementara saham C kapitalisasi Rp1 triliun.

Perlu digaris bawahi, saham "gorengan" seakan-akan menawarkan keuntungan besar. Padahal,
risiko yang melekat di saham "gorengan" juga sama tingginya.

Oleh karena itu, para investor pemula harus lebih hati-hati apabila ingin melakukan transaksi saham. Bagi para investor pemula, saham "gorengan" bisa memberi lebih banyak kerugian dibandingkan keuntungan.

Mengapa begitu? Karena keuntungan yang ditawarkan seolah-olah menarik agar bisa didapatkan profit hingga mencapai puluhan persen dalam waktu yang singkat.

Bagaimana menurut kalian mengenai saham gorengan?

Tulis di kolom komentar ya……