#BuyorBye: Adu Kinerja ICBP dan UNVR di Jajaran Emiten Konsumer 

Buy or Bye ICBP UNVR Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Buy or Bye ICBP UNVR Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Like
Pulihnya pola belanja masyarakat dinilai turut memacu kinerja emiten konsumer. Lalu, gimana dengan emiten konsumer seperti Unilever (UNVR) dan Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP)?

Di tahun 2020 lalu, ICBP ramai diperbincangkan seiring aksi akuisisi perseroan terhadap Pinehill Company Limited (PCL), yang memasarkan produk Indomie untuk wilayah Arab Saudi, Nigeria, Turki, Mesir, hingga Serbia. PCL sendiri, diketahui dari Bisnis, punya volume penjualan hingga mencapai 7,4 miliar paket mi instan per tahun lho!

Makanya, akuisisi Pinehill pun dinilai bisa turut andil dalam pengembangan kinerja ICBP nih, Be-emers. Terbukti, berdasarkan laporan keuangannya hingga akhir 2020, penjualan ICBP naik hingga 10,27 persen secara year on year (YoY).

Penjualan bersih ICBP per 31 Desember 2020 tercatat sebesar Rp46,64 triliun! Enggak heran, laba bersih ICBP pun juga ikut meningkat 30,72 persen (YoY), menjadi Rp6,59 triliun.

Dari data Bloomberg, diketahui Pinehill ternyata telah berkontribusi Rp3,1 triliun dari keseluruhan pendapatan ICBP di tahun 2020 lho. Bahkan, disebutkan bahwa Pinehill telah menghasilkan kombinasi GPM (Gross Profit Margin) yang cukup solid.

Baca Juga: Laris Manis Indomie, Dari Sabang Sampai Afrika!

Di sisi lain, Dewi Fortuna justru belum berpihak sama Unilever nih, Be-emers. Pasalnya, emiten konsumer yang masuk jajaran LQ45 itu justru harus mencetak penurunan kinerja.

Berdasarkan laporan keuangan hingga 31 Desember 2020, laba bersih UNVR harus tergerus hingga 3,1 persen (YoY), menjadi Rp7,16 triliun. Hal itu terjadi seiring beban pemasaran dan penjualan yang meningkat 7,19 persen, sebesar Rp8,62 triliun.

Enggak hanya itu, beban umum dan administrasi juga melonjak hingga 12,83 persen, yakni menjadi Rp4,35 triliun. Meski begitu, penjualan bersih UNVR masih naik tipis 0,11 persen, sebesar Rp42,97 triliun.

Hal itu didukung dengan pertumbuhan penjualan dalam negeri sebesar 0,69 persen, meski penjualan ekspor masih harus terkoreksi 11,41 persen hingga akhir 2020.

Rupanya, penurunan kinerja UNVR berlanjut hingga kuartal pertama 2021. Dari laporan keuangannya, laba UNVR tercatat sebesar Rp1,70 triliun, turun 8,83 persen (YoY) dari periode yang sama di tahun sebelumnya yakni sebesar Rp1,86 triliun.

Pemicunya yakni dari penjualan bersih yang juga menurun. Pendapatan UNVR di kuartal I/2021 tercatat sebesar Rp10,28 triliun.

Meski begitu, dilansir Bisnis, pihak UNVR tetap optimis kinerja di tahun 2021 akan membaik seiring dengan berbagai strategi yang disiapkan emiten.

Sementara itu, dilansir dari RTI Business, selama tiga bulan terakhir, saham UNVR dan ICBP sama-sama menurun lho. Saham ICBP terpantau turun 6,62 persen dan UNVR terkoreksi 22,18 persen.

 
Emiten Total Aset 31 Desember 2020 PER Harga Saham 19 Mei 2021 [Sesi pedagangan pertama]
UNVR Rp20,53 triliun 31.36x Rp5.772,27 [-1,06%]
ICBP Rp103,59 triliun 14.61x Rp8.250 [-0,60%]
Sumber: RTI Business
Pertanyaan 1 dari 1

Dengan kinerja yang telah diraih UNVR dan ICBP, masih tertarik untuk koleksi sahamnya enggak, Be-emers?

Card image cap