Antara Pekerjaan Rumah dan Tugas Kantor, Tips Membagi Waktu untuk Ibu Rumah Tangga

Ibu bekerja menghadapi tantangan yang harus dihadapi dengan langkah-langkah bijak. Sumber gambar: Adobe Express

Ibu bekerja menghadapi tantangan yang harus dihadapi dengan langkah-langkah bijak. Sumber gambar: Adobe Express

Like

Tidak ada orang yang berada dalam kondisi ideal, yang bisa dipenuhi semua kebutuhannya. Meskipun sudah ditekankan di sini, yang dipenuhi kebutuhan, bukan keinginan. 
 
Atau seseorang yang berada dalam situasi yang nyaman, yang semua hal yang diinginkan ada. 
 
Begitupun dalam rumah tangga. Oleh karena itu ada kalanya dalam rumah tangga memang dibutuhkan tambahan usaha, untuk mendekati mencukupi hal yang dibutuhkan.

Tambahan usaha itu bisa berupa istri yang akhirnya bekerja, bahkan bekerja penuh waktu, untuk membantu perekonomian keluarga. 

 

Tidak hanya sekedar Ekonomi 

Meski demikian, seorang ibu yang bekerja, bukan hanya tentang ekonomi. Ada beberapa hal yang menyebabkan seorang ibu rumah tangga bekerja, baik paruh waktu maupun penuh waktu. Alasan tersebut antara lain:
 
1. Menyelesaikan misi. Kata-kata mencari kesempurnaan mungkin tidak pernah bisa diselesaikan. Tetapi kata-kata menyelesaikan misi, mungkin ada akhirnya.

Misalnya bekerja penuh waktu membantu suami, hingga dana pendidikan anak untuk kuliah aman.
 
2. Menyambung cita-cita. Ada kalanya orang tua, ibu khususnya, memiliki sebuah cita-cita karena satu dan lain hal, cita-cita tersebut belum digapai dengan baik.

Contohnya, ketika seorang ibu ingin berbisnis, tetapi terkendala karena kekurangan modal, ibu tersebut tidak ingin hal itu juga terjadi pada anaknya.

Sehingga ibu tersebut memilih ikut bekerja keras, dengan harapan nanti ketika anaknya dewasa dan menginginkan bisnis yang membutuhkan modal, ada modal untuk mengembangkan bisnis tersebut.


Baca Juga: Putuskan Sebagai Ibu Rumah Tangga, Tips dalam Mengelola Mental dan Finansial
 
3. Memberi keteladanan. Setiap anak ada perkembangannya. Usia 1 - 5 tahun merupakan ikatan secara fisik antara anak dan ibu.

Di tahapan ini, anak hanya memahami, bahwa ibu itu sayang kalau ibu berada di dekatnya. Dengan kata lain, jika ibu jauh darinya, maka ibu tidak sayang padanya.

Usia 6 - 12 tahun, merupakan ikatan transaksional. Yang pada tahap ini, anak sudah dapat diberi pengertian, bahwa, ibu yang bekerja bisa membelikan buku bacaan favorit. Usia 13- 21 tahun, merupakan tahapan keteladanan.

Pada tahap ini anak meniru orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua yang bekerja dengan baik dan seimbang, ibu khususnya, akan diteladani oleh anaknya. 
 
4. Mengejar Kebaikan. Berbeda dengan mengejar materi yang ada kalanya melelahkan dan ingin berhenti, ibu yang bekerja mengejar kebaikan seperti menggapai cita-cita atau idealisme bisa dilakukan seumur hidup. Kerja keras demi kebaikan, juga biasanya akan memberikan efek yang baik tidak hanya kepada keluarga, namun juga pada lingkungan sekitar.