Pembekuan Sel Telur untuk Wanita Karir, Apakah Cocok untuk Kultur Orang Indonesia?

Pembekuan sel telur menawarkan harapan bagi wanita yang ingin menunda kehamilan. (Pixabay)

Pembekuan sel telur menawarkan harapan bagi wanita yang ingin menunda kehamilan. (Pixabay)

Like

Pembekuan sel telur atau egg freezing semakin populer di kalangan wanita Indonesia.

Teknologi reproduksi yang satu ini menawarkan harapan bagi mereka yang ingin menunda kehamilan karena berbagai alasan, seperti fokus pada karir, belum menemukan pasangan yang tepat, atau kondisi medis tertentu. 

Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, pembekuan sel telur juga memunculkan berbagai pertanyaan dan pertimbangan etis.


Apa itu Pembekuan Sel Telur?

Pembekuan sel telur adalah proses medis di mana sel telur yang matang diambil dari ovarium wanita dan kemudian disimpan dalam suhu sangat rendah menggunakan nitrogen cair. 

Sel telur yang telah beku ini dapat disimpan selama bertahun-tahun dan digunakan untuk proses fertilisasi in vitro (IVF) di kemudian hari.



Baca Juga: Apakah Menjadi Full Time Mom Pilihan yang Tepat? Antara Karir atau Keluarga


Mengapa Pembekuan Sel Telur Menjadi Tren?

1. Fokus pada Karir

Banyak wanita Indonesia yang memilih untuk menunda kehamilan demi mengejar karier. 

Pembekuan sel telur memberikan mereka fleksibilitas untuk merencanakan kehamilan di masa depan tanpa harus terburu-buru.
 

2. Kesehatan Reproduksi

Wanita yang menjalani pengobatan kanker atau operasi yang dapat merusak kesuburan sering memilih untuk membekukan sel telur sebelum menjalani prosedur medis tersebut.
 

3. Belum Menemukan Pasangan

Bagi wanita yang belum menemukan pasangan yang tepat, pembekuan sel telur menjadi opsi untuk menjamin kesuburan di masa depan.



Dilema dan Pertimbangan

Meskipun menawarkan banyak keuntungan, pembekuan sel telur juga memunculkan beberapa dilema dan pertimbangan, antara lain:

1. Biaya

Prosedur pembekuan sel telur dan penyimpanan jangka panjangnya cukup mahal.
 

2. Efek Samping

Seperti prosedur medis lainnya, pembekuan sel telur memiliki risiko efek samping, meskipun jarang terjadi.
 

3. Aspek Psikologis

Keputusan untuk membekukan sel telur melibatkan aspek psikologis yang kompleks. Wanita mungkin merasa cemas, bersalah, atau tidak yakin dengan keputusan mereka.
 

4. Pertimbangan Etika

Beberapa orang mempertanyakan etika dari pembekuan sel telur, terutama terkait dengan status embrio hasil pembuahan in vitro.