Skincare, tidak hanya digandrungi oleh wanita namun pria pun sudah mulai ikut meminatinya. Menggunakan skincare dengan harapan memiliki kulit yang glowing.
Tidak jarang banyak yang akhirnya terjebak dengan skincare palsu yang beredar karena diiming-imingi akan mendapatkan kulit putih glowing secara instan.
Padahal, segala sesuatu tidak ada yang instan, mie instan saja perlu proses agar bisa mendapatkan mie yang lezat dan menggugah selera.
Perlu diketahui, jika perilaku manipulatif di industri kecantikan, khususnya dalam pemasaran dan penjualan produk perawatan kulit harus diwaspadai.
Tidak jarang, jika sekelompok entitas atau individu (baik itu produsen, distributor, atau influencer) yang menggunakan berbagai taktik yang meragukan untuk memengaruhi konsumen, dengan tujuan meningkatkan penjualan dan menguasai pasar.
Praktik-praktik ini bisa melibatkan manipulasi informasi, penciptaan tren palsu, atau bahkan penggunaan bahan berbahaya dalam produk.
Ciri-Ciri dan Praktik Mafia Skincare
Klaim Berlebihan dan Menyesatkan
Produk skincare yang dipromosikan sering kali menjanjikan hasil yang tidak realistis, seperti "menghilangkan kerutan dalam 1 minggu" atau "memutihkan kulit secara instan".
Klaim ini sering kali tidak didukung oleh bukti ilmiah yang memadai dan hanya digunakan untuk menarik perhatian konsumen.
Pemalsuan Sertifikasi atau Labelisasi
Mafia skincare bisa memanipulasi label produk mereka dengan menggunakan sertifikasi palsu atau mencantumkan label yang menyesatkan seperti “natural”, “organic”, atau “dermatologist tested”, padahal sebenarnya tidak ada pengawasan dan pengujian yang dilakukan.
Menjual Produk Tanpa Izin BPOM
Banyak dari produk mafia skincare ini beredar tanpa izin atau terdaftar di lembaga pengawas resmi seperti BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Hal ini berbahaya karena produk tersebut bisa saja mengandung bahan kimia berbahaya yang tidak diungkapkan pada kemasan.
Penggunaan Bahan Berbahaya
Produk yang dibuat oleh "mafia skincare" sering mengandung bahan-bahan yang bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan kulit seperti merkuri, hidrokuinon (pencerah kulit yang dilarang di banyak negara), atau steroid yang berbahaya jika digunakan dalam jangka panjang.
Influencer atau Testimoni Palsu
Mafia skincare sering bekerja sama dengan influencer atau menggunakan testimoni palsu untuk mempromosikan produk mereka. Mereka membayar influencer untuk memberikan ulasan positif tanpa transparansi mengenai kandungan produk atau hasil jangka panjangnya. Bahkan, ada yang memanipulasi gambar "sebelum dan sesudah" untuk memberikan ilusi efektivitas yang tinggi.
Menyerang Kompetitor Secara Tidak Etis
Mafia skincare bisa saja melakukan kampanye hitam terhadap merek kompetitor dengan menyebarkan informasi palsu atau memfitnah produk pesaing, sehingga konsumen diarahkan untuk membeli produk mereka.
Tren dan Hype yang Diciptakan Secara Artifisial
Produk-produk ini sering kali diluncurkan dengan strategi marketing yang kuat, menciptakan hype atau tren di media sosial, seolah-olah semua orang menggunakan produk tersebut. Padahal, efektivitasnya mungkin tidak terbukti, dan tren ini hanya untuk mendongkrak penjualan.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.