Dear Be-emers dan tim Bisnis Muda, trima kasih sudah mengingatkan kembali hari Sumpah Pemuda, di tengah semua hal yang serba hiruk-pikuk dan kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja ini.
Seperti kita tahu, bunyi Sumpah Pemuda,
“Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu Bangsa Indonesia
Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia”
Dulu ketika sekolah Dasar, penulis selalu bergetar ketika melafalkan Sumpah Pemuda tersebut. Sekarang masih bergetar, tetapi sedikit, sisanya hilangentah kemana.
Mungkin memikirkan ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja, mungkin sedang memikirkan uang untuk menutupi kebutuhan hidup yang tidak cukup-cukup, penulis garis bawahi ya kebutuhan bukan gaya hidup, memikirkan deflasi, atau yang lain.
Tapi, dengan diingatkan kembali hari ini adalah hari sumpah pemuda, penulis merasa kembali berpijak ke dunia nyata, setelah melanglang buana di awang-awang.
Seolah-olah diingatkan “Oh ya, ini aku masih berada di tanah Indonesia, Bangsa Indonesia, dan masih berbahasa Indonesia”. Dan di saat yang bersamaan, juga diingatkan, “Pentingnya melek finansial”.
Baca Juga: Mengapa Generasi Z Mesti Melek Finansial?
Sumpah Pemuda dan Melek Finansial
Be-emers kembali lagi penulis ucapkan trima kasih kepada komunitas Bisnis Muda ini yang membuat penulis jadi melek finansial. Penulis berharap melek finansial ini juga segera dirasakan oleh generasi -generasi yang lain, terutama generasi Z (gen Z).
Lalu, apa hubungannya sumpah pemuda dan melek finansial? Sangat ada hubungannya. Dari salah satu sumber buku yang dibaca penulis yang berjudul Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia dari Budi Utomo sampai dengan pengakuan kedaulatan, departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1997, disusun oleh Drs. Sudiyo, dkk, diketahui bahwa awal mula adanya sumpah pemuda adalah karena perebutan kekayaan antara orang Indonesia dengan penjajah.
Kekayaan itu terutama perebutan hasil bumi dan tempat-tempat strategis. Karena perebutan tersebut, muncul perlawanan-perlawanan. Namun, perlawanan yang ada masih bersifat kedaerahan. Sehingga perlu disatukan lewat Sumpah Pemuda itu
Selain, itu para pemuda dahulu, dan sebenarnya bukan hanya para pemuda, tapi hampir seluruh para pejuang, ketika berjuang, selain berjuang dengan jiwa dan raga, para pejuang juga berjuang dengan harta.
Katakan yang paling jelas, dari tokoh pendahulu Sumpah Pemuda ini adalah Haji Agus Salim. Pejuang kaya karena merupakan seorang pebisnis batik.
Untuk menjadi kaya, ada dua komponen yang perlu dikuasai, yaitu dapat melek finansial dan menambah kekayaan.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.